Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta mendorong Dinas Perhubungan (Dishub) meningkatkan kualitas pelayanan program Jak Lingko sebagai rebranding dari program OK OTrip.
Anggota Komisi B DPRD DKI, Ida Mahmudah mengatakan, tidak mudah untuk mengubah eksistensi dengan rebranding yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta pada program subsidi transportasi. Dengan demikian, ia berharap Jak Lingko memiliki banyak kelebihan yang menguntungkan warga sebagai pengganti OK OTrip sebelumnya.
“Kami harap agar Gubernur dapat membuat program yang dapat dikenang oleh seluruh masyarakat Jakarta,” ujar Ida pada pembahasan KUA PPAS APBD DKI Jakarta tahun anggaran 2019 di gedung ruang rapat Komisi B, Senin (15/10).
Di lokasi yang sama, Anggota Komisi B Taufik Azhar mengungkapkan hal senada. Ia meminta agar Dishub DKI Jakarta dapat mengakomodir seluruh kantong-kantong penumpang dengan program Jak Lingko.
“Karena selama ini penumpang masih jauh untuk mencapai bus stop, ini sudah menjadi keluhan warga juga,” ungkapnya.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko mengatakan pihaknya telah mengusulkan penambahan anggaran sebesar Rp147 juta untuk pengoptimalan dan pengembangan layanan Jak Lingko.
Sebelumnya, Dishub hanya menganggarkan anggaran tersebut sebesar Rp400 juta, dengan rebranding Jak Lingko anggaran tersebut ditingkatkan menjadi Rp587 juta dalam Rancangan KUA PPAS 2019.
Ia juga menegaskan bahwa Jak Lingko hanya meneruskan sejumlah pencapaian program OK-OTrip, setelah dilakukan serangkaian uji coba pada Januari hingga akhir September 2018 lalu. Diantaranya, sebanyak 523 unit angkutan umum telah disiapkan untuk 21 trayek jalan, dengan total jumlah penumpang sebesar 68.000 orang.
“Program OK-OTrip yang lalu hanya berupa ujicoba, hasilnya positif kemudian kita tingkatkan kedalam Jak Lingko,” terang Sigit.
Kedepan, ia juga menyatakan bahwa Dishub akan melakukan kajian lebih lanjut mengenai integerasi Jak Lingko dengan berbagai moda transportasi yang ada.
“Kita akan terapkan Jak Lingko pada angkutan umum berbasis rel, seperti MRT Jakarta, kemudian dengan LRT termasuk dengan pihak Commuter Line, akan kita komunikasikan,” tandas Sigit. (DDJP/alw/oki)