Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta menilai protokol kesehatan yang telah dilaksanakan PT MRT Jakarta sudah optimal pada seluruh operasional di tengah pandemi Covid-19.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Eneng Malianasari mengatakan, kepatuhan protokol kesehatan yang dilaksanakan PT MRT sudah tampak ketika jajaran Komisi B menjajal langsung perjalanan dari Stasiun MRT Bundaran HI menuju Dipo MRT di Lebak Bulus.
“Protokol kesehatan (MRT Jakarta) sudah bagus, sudah rapi semuanya dari awal sampai kita terakhir kesini, penerapan marka social distancing sampai pengecekan suhu juga dilakukan satu-satu,” kata Eneng usai meninjau operasional MRT, Rabu (1/7).
Optimalisasi pencegahan Covid-19 di kluster MRT Jakarta, lanjut Eneng, kini hanya tinggal memerlukan kesadaran perilaku masyarakat untuk tetap mentaati protokol kesehatan. Sehingga, risiko penularan Covid-19 di kawasan tersebut dapat dicegah.
“Untuk masyarakat saya minta tolong, diikuti saja protokol kesehatan yang sudah dilakukan sedemikian rupa,” ungkap Eneng.
Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi B DPRD DKI Taufik Zoelkifli. Menurutnya, MRT Jakarta sejauh ini telah menunjukkan keseriusan dalam mengedepankan keselamatan para penumpang. Khususnya,dalam penerapan jaga jarak, penggunaan masker hingga penempatan cuci tangan dan hand sanitizer secara masif.
“Jadi tinggal kesadaran dari masyarakat nya bagaimana untuk mengikuti semua arahan, semua petunjuk tersebut,” ujarnya.
Karena itu, Taufik berharap agar PT MRT Jakarta menambah kebutuhan jumlah petugas dilapangan agar penerapan pencegahan Covid-19 terus berjalan lebih optimal. Termasuk, berkoordinasi perihal potensi penumpukan jumlah penumpang MRT ketika dalam jam sibuk (Rush Hour).
“Memang agak kurang pengawasan, mungkin SDM-nya yang perlu ditambah. MRT ini sarana pendukung ya, harus ada koordinasi misalnya dengan buka kantor kapan, harusnya di pecah-pecah. Jadi memang perlu ada kerjasama koordinasi semua, bukan hanya dari sarana penghubungnya saja seperti MRT LRT TransJakarta tapi dari semua kantor pasar sekolah dan seterusnya jika sudah era New Normal,” ungkap Taufik.
Sementara itu, Direktur Utama Perseroda MRT Jakarta William Syahbandar menyambut baik monitoring yang dilaksanakan jajaran Komisi B DPRD DKI Jakarta. Menurutnya, hal tersebut merupakan bukti nyata dukungan legislator kepada MRT Jakarta.
“Komisi B yang tentunya senantiasa mengawal proses ini luar biasa dan kita gembira sekali bahwa pada hari ini bukan hanya di gedung DPRD, tapi juga bisa menyaksikan secara langsung di lapangan karya nyata dari DPRD DKI Jakarta. Bahwa di Jakarta kita sudah punya sebuah transportasi modern yang berstandar internasional, yang hanya bisa terjadi karena ada kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk dukungan penting dari DPRD DKI Jakarta,” terangnya.
Meski demikian, pihaknya akan tetap konsisten mengedepankan penerapan protokol kesehatan dengan jargon “Protokol Bangkit” yaitu Bersih, Aman, Nyaman, Go Green kemudian dilakukan dengan Kolaborasi, Inovasi dan Tata kelola yang baik.
“Jadi ini kita terapkan, kereta kita disinfektan kemudian kebersihan kita jamin, para penumpang wajib menggunakan masker dan kemudian jaga jarak, kemudian hand sanitizer itu semua dilakukan, itulah protokol Bangkit. Kita sangat berharap MRT dan seluruh transportasi publik di Jakarta itu bisa menjadi simbol agar orang bisa bertransportasi dengan aman dan sehat,” tandas William. (DDJP/alw/oki)