Komisi A Rekomendasikan Gencar Sosialisasi Cegah Kebakaran di 341 RW

August 15, 2024 3:58 pm

Komisi A DPRD DKI Jakarta meminta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) berkoordinasi dengan lintas OPD untuk memberikan sosialisasi pencegahan kebakaran di 341 Rukun Warga (RW) rawan.

Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono Mengatakan, sosialisasi dan edukasi kebencanaan perlu digencarkan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat akan potensi bencana.

“Ada 341 RW yang rawan kebakaran. Komisi A meminta agar sosialisasi yang dilakukan kepada wilayah tersebut lebih masif sampai ke tingkat RT,” ujar Mujiyono saat membacakan rekomendasi dalam rapat Banggar terkait Paparan Hasil Pembahasan Komisi-Komisi terhadap Raperda tentang Perubahan APBD 2024, Rabu (14/8).

Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono (tengah) dalam Rapat Banggar. (dok.DDJP)

Selain itu, untuk mencegah kebakaran di wilayah rawan dan padat penduduk, relawan kebakaran dibekali dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Harapan dia, relawan bisa menjadi penolong pertama pada kebakaran sebelum si jago merah membesar dan melahap rumah di sekitar bencana.

“Agar fokus utama adalah memperbanyak jumlah APAR yang dibagikan kepada relawan kebakaran, karena APAR sangat diperlukan dalam jumlah yang memadai sebagai alat pemadam api sebelum membesar,” tutur Mujiyono.

Di kesempatan yang sama, Pemprov DKI juga diminta segera membuat dasar hukum untuk mewajibkan warga khususnya yang memiliki rumah di permukiman padat penduduk memiliki APAR sendiri. Harapannya, bisa meminimalisasi dampak kebakaran.

“Perlunya menerbitkan keputusan gubernur yang khusus mengatur kewajiban setiap rumah memiliki APAR, khususnya di wilayah yang dikategorikan sebagai rawan kebakaran,” pungkas Mujiyono.

Berdasarkan data pemadam.jakarta.go.id sepanjang tahun 2023 Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta mencatat bahwa peristiwa kebakaran telah terjadi sebanyak 2.286 kebakaran di wilayah DKI Jakarta.

Jakarta Timur menjadi wilayah dengan frekuensi kebakaran tertinggi, yaitu sebanyak 594 kejadian, kemudian diikuti Jakarta Selatan 573 kejadian, Jakarta Barat 484 kejadian, Jakarta Utara 379 kejadian, dan Jakarta Pusat 256 kejadian.

Rincian objek yang terbakar yaitu, bangunan perumahan sebanyak 637 kejadian, instalasi luar gedung 480 kejadian, sampah 267 kejadian, tumbuhan 215 kejadian, kendaraan 118 kejadian, lapak 40 kejadian, bangunan industri 32 kejadian, dan lainnya 156 kejadian.

Pada tahun 2023, terdapat beberapa faktor dugaan penyebab terjadinya kebakaran. Yakni akibat korsleting listrik 1.216 kejadian, membakar sampah 337 kejadian, gas 205 kejadian, rokok 130 kejadian, lilin 1 kejadian, dan lainnya 397 kejadian. (DDJP/gie/df)