Komisi A DPRD Provinsi DKI Jakarta meminta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) terus berinovasi untuk menekan intensitas kebakaran di Jakarta. Salah satunya dengan mengintensifkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang mitigasi kebakaran.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, sebagai leading sektor, sudah seharusnya Dinas Gulkarmat memiliki trobosan untuk menciptakan program prioritas untuk menekan frekuensi kebakaran di Jakarta tiap tahunnya. Meski di kurun dua tahun terakhir frekuensi kebakaran turun 30%, dari 1.027 kasus di tahun 2020 menjadi 984 kasus di tahun 2021.
“Tapi kalau bapak tidak punya grand desain, maka tidak akan terlaksana. Harusnya Kepala Dinas punya grand desain dulu karena memang tugasnya untuk merencanakan itu,” ujarnya di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (14/3).
Di kesempatan yang sama, Anggota Komisi A lainnya Israyani juga meminta Dinas Gulkarmat memiliki trobosan agar tetap dapat melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang penanganan kebakaran saat pandemi Covid-19.
“Secara kondisi sekarang tidak memungkinkan untuk sosialisasi, maka harus ada antisipasi apakah nanti sosialisasinya bisa melalui online dan prakteknya digilir setiap RW atau dengan cara-cara lain agar frekuensi kebakaran bisa menirin setiap tahunnya,” terangnya.
Sementara Kepala Dinas Gulkarmat DKI Satriadi mengakui memang kesulitan untuk mengadakan pelatihan penanganan kebakaran di era pandemi. Namun ia telah melakukan terobosan dengan cara melakukan edukasi kepada warga melalui pengeras suara di Masjid atau Mushola di pemukiman rawan kebakaran.
“Semoga tahun ini level pandemi tidak naik lagi, jadi kita bisa kembali mengumpulkan masyarat untuk mengadakan pelatihan. Kami melakukan terobosan edukasi di era pandemi di 27.000 Masjid dan Mushola menggunakan pengeras suara dan dampaknya luar biasa bisa menurunkan frekuensi kebakaran 31%,” ungkapnya.
Satriadi juga menjelaskan di tahun 2022 akan bekerjasama dengan Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung untuk melakukan kajian membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang diharapkan dapat menurunkan frekuensi kebakaran.
“Kita juga sedang membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran untuk memaping semua RW di DKI Jakarta yang memiliki kategori rawan kebakaran. Tahun 2022 ada anggaran Rp600 juta untuk memaping RW mana saja yang rawan kebakaran, sehingga kita bisa melakukan evakuasi lebih cepat,” tandasnya. (DDJP/gie)