Memasuki usia ke-497, Kota Jakarta banyak menyimpan sejarah panjang dan berbagai kisah di lima wilayah. Boleh jadi, masih banyak yang belum diketahui warga Jakarta. Termasuk generasi Z.
Hampir semua lapisan masyarakat sudah hafal di luar kepala nama Pasar Minggu sampai Ragunan, dan sekitarnya.
Tetapi, mungkin baru sebagian warga Jakarta yang hafal tentang kisah Pasar Buah yang namanya pernah kesohor lewat lagu yang dipopulerkan Benyamin S. di era tahun 1960-an.
Berikut petikan lirik lagu dimaksud:
‘Pepaya, mangga, pisang jambu/ Dibawa dari Pasar Minggu/
Di sana, banyak penjualnya/ Di kota banyak pembelinya/ Pepaya, buah yang berguna/
rasanya manis tidak hambar/ membuat badan sehat segar/
Pepaya-mangga-pisang-jambu-jeruk-rambutan dan lain-lainnya.
Marilah-mari-kawanku semua membeli buah-buahan’.
Pasar Minggu sebagai suatu kawasan atau wilayah adalah nama dari kelurahan dan kecamatan yang ada di wilayah Kota Administratif Jakarta Selatan.
“Tapi sebagai pasar, Pasar Minggu memiliki catatan sejarah yang cukup panjang,” ujar Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Achad Yani, belum lama ini.
Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Achad Yani. (dok.DDJP)
Mengutip pendapat Pengamat Kebudayaan Betawi Yahya Andi Saputra, pasar di Batavia pertama kali didirikan oleh seorang tuan tanah berdarah Belanda bernama Justinus Vinck di bagian selatan Castle Batavia pada tahun 1730-an.
Pasar tersebut bernama ‘Vincke Passer’ yang kini dikenal dengan nama Pasar Senen. Vincke Passer lah yang pertama kali menerapkan sistem jual beli dengan menggunakan uang sebagai alat transaksi yang sah.
Memasuki abad ke-19 atau di tahun 1801, pemerintah VOC membangun pasar kepada tuan tanah. Namun dengan peraturan, pasar yang didirikan dibedakan menurut harinya.
Vincke Passer sebagai Pasar Senen yang hingga saat ini nama tersebut masih melekat hingga diabadikan menjadi sebuah nama wilayah, Pasar Senen.
Selain Vincke Passer yang buka hari Senin, ada juga pasar yang buka hari Selasa, yakni Pasar Koja. Pasar yang buka setiap hari Rabu, adalah Pasar Rebo, yang kini menjadi Pasar Induk Kramatjati.
Kemudian pasar yang buka setiap Kamis adalah Mester Passer yang hingga kini khalayak masih sering menyebutnya Pasar Mester dan lebih populer dengan sebutan Pasar Jatinegara sekarang.
Selanjutnya, ada beberapa pasar yang buka di hari Jumat, kini disebut Pasar Lebakbulus, Pasar Klender dan Pasar Cimanggis. Sedangkan pasar yang buka setiap Sabtu, kini popueler disebut Pasar Tanah Abang.
Sedangkan Pasar Minggu atau dulu yang dikenal dengan sebutan Tanjung Oost Passer, buka pada hari Minggu.
Perbedaan pengoperasian ini dilakukan VOC dengan alasan keamanan serta faktor untuk mempermudah orang dalam berkunjung dan lebih mengenal suatu pasar.
Namun sejak zaman Hindia-Belanda, peraturan hari operasional pasar tak berlaku. Sehingga sebagian besar pasar buka setiap hari, meski terlanjur menyandang nama hari sebagai nama pasar.
Sentra Buah
Di era tahun 1960-an, Pasar Minggu memang dikenal sebagai sentra buah-buahan di Jakarta. Selain sebagai pusat perdagangan buah yang cukup besar, wilayah Pasar Minggu juga ditumbuhi pelbagai jenis pohon buah.
Sehingga banyak pedagang dari wilayah selatan Jakarta dan sekitar yang berjualan di Pasar Minggu. Begitu pula para pembeli, banyak yang menyempatkan datang ke Pasar Minggu. Buah-buahnya terkenal bagus dan masih dalam kondisi segar. (DDJP/stw/rul)