Khoirudin akhirnya duduk di kursi anggota DPRD DKI periode 2019-2024. Sejak 2006, ia terpilih menjadi Ketua DPD PKS Jakarta Selatan (Jaksel).
Ia juga telah menetapkan standar sumber daya manusia di DPD PKS Jaksel, sistem manajemen, dan pembinaan kaderisasi.
Bahkan, Khoirudin yang membuat leadership forum selama tujuh bulan. Tujuannya, menyiapkan pemimpin partai di Jaksel dari tingkat kelurahan, kecamatan, sampai kotamadya.
Ia juga merintis pembanguna kantor DPD PKS Jakarta Selatan. Letaknya dekat kantor imigrasi Jakarta Selatan. Pada 2015, didaulat menjadi wakil ketua DPW PKS DKI Jakarta.
Khoirudin berasal dari keluarga Betawi. Kakeknya, Haji Gatong, selah satu guru ngaji pertama di kawasan Meruya Ilir, Jakarta Barat (Jakbar). Ia menghabiskan masa sekolah dasar di SD Negeri Jeruk Manis 05, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 134.
Berikutnya, ia ke SMEA Negeri 17 dengan beasiswa siswa berprestasi dari Gubernur DKI. Tahun 1986, melanjutkan sekolah di Universitas Negeri Jakarta, jurusan kurikulum dan teknologi. Di perguruan tinggi ini pun ia mendapatkan beasiswa Supersemar.
Tahun 1992, Khoirudin lulus dari UNJ, menjadi guru, mengajar di SMP PGRI 26 di Rawabelong, Jakarta Barat. Kemudian, mengajar juga di SMP Trimulya Pesanggrahan, Jaksel, sampai menjadi kepala sekolah di sana dari tahun 1999-2012. Termasuk aktif sebagai dosen di sebuah sekolah tinggi Islam, di Depok.
Khoirudin dan keluarganya sedang menyiapkan generasi pengganti penghafal Quran. Tahun 2019, ia mendirikan pesantren khusus pria, As-Salaah, di Desa Pengasinan, Serpong, Tangerang Selatan. Seluruh biaya pendidikan ditanggung Khoirudin dan keluarganya.
Di lingkungan masyarakat Betawi, Khoirudin layak disebut ‘Buaya’. Buaya dikenal sebagai mahluk yang setia, penyayang keluarga dan komunitasnya; tahan lapar di masa kekeringan, dan tidak lupa diri di masa kelimpahan. (DDJP/bow/rul)