Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meninjau lokasi terdampak banjir di RT 004 RW 05, Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat, Kamis (2/1). Kunjungan tersebut menjadi lokasi yang kesekian kalinya setelah Pras sapaan karibnya meninjau titik banjir di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan sejak Rabu (1/1) malam.
Di Gunung Sahari Utara, ia meminta agar seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mampu memastikan seluruh warga terdampak banjir mendapat bantuan berupa logistik dan obat-obatan.
“Hari ini kita melihat kondisi Jakarta yang terdampak bencana banjir di beberapa wilayah. Saat ini kita harus siaga memenuhi kebutuhan, yang utama pastinya logistik dan obat-obatan,” ujarnya.
Karena itu pada kunjungannya ke lokasi terdampak Pras membawa sejumlah kebutuhan pangan seperti beras, mie instan, gula pasir, kopi, kecap, dan air mineral. Langkah itu juga dilakukannya karena banyak korban banjir yang belum mendapat bantuan dari pemerintah.
“Mungkin memang belum datang, makanya saya kirim bantuan yang bisa cepat disajikan saja karena memang gerak warga terbatas ini, listrik juga padam,” terangnya.
Pada kesempatan itu juga ia mengingatkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melanjutkan program normalisasi sungai yang pernah digagas pemerintahan sebelumnya. Kemudian seluruh jajaran Dinas Sumber Daya Air (SDA) perlu memperbaiki lagi manajemen buka tutup pintu air.
“Bagaimana sistem buka tutup pintu air ini harus orang yang mengerti, kalau seperti ini pintu terbuka semuanya sementara pompa tidak siap bagaimana. Di lapangan ditemukan tadi mobil pompa tidak hidup karena akinya rusak, artinya persiapan menghadapi banjir ini juga harus dioptimalkan,” ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta tercatat 31.232 warga yang berasal dari 158 kelurahan di Jakarta mengungsi karena rumahnya terendam banjir.
Banjir tak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga jalan-jalan protokol Jakarta. Bahkan sejumlah transportasi umum mulai dari Transjakarta, KRL, hingga penerbangan di bandara Halim Perdanakusuma juga terpaksa dibatalkan akibat rendaman banjir. Hal tersebut juga berimbas pada pemadaman listrik, PLN Distribusi Jakarta Raya memadamkan listrik di 724 wilayah terdampak banjir. (DDJP/gie/oki)