Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta agar PT MRT Jakarta menyediakan pembangkit cadangan listrik demi mengoptimalkan pelayanan.
Hal tersebut dimintanya karena beberapa waktu lalu terjadi pemadaman listrik serentak atau blackout yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan menyebabkan tidak beroperasinya kereta cepat ini sementara waktu.
“Bila terjadi force majeure, MRT harus siap dong, sediakan itu UPS. Kemarin tuh terjadi force majeure lampu mati, saya minta tolong UPS disediakan,” ujarnya, Selasa (20/8).
Terlebih saat ini pemerintah sedang gencar mengajak warga Ibu Kota untuk menggunakan transportasi umum yang salahsatunya adalah Kereta MRT.
Apalagi waktu blackout, empat rangkaian kereta terjebak di lintasan bawah tanah dan para penumpang baru berhasil dievakuasi setelah satu jam.
“Malu kita kalau begitu lagi, padahal kita lagi dorong masyarakat buat pakai transportasi umum, tolong bebenah,” kata Pras.
Sementara Direktur Keuangan PT MRT Jakarta Tuhiyat mengaku akan segera memproses permintaan anggota dewan untuk pengadaan UPS. Bahkan ditargetkan sudah terpasang diakhir tahun 2019 ini.
“Iya saat ini sedang kita upayakan membeli beberapa UPS untuk kita modifikasi di kereta agar kalau pas mati listrik dan kereta berada di tengah jalan, bisa untuk menuju stasiun terdekat. Tapi bukan untuk beroperasi. Secepatnya UPS kita adakan, gak sampai menyebrang tahun. Kita usahakan akhir tahun ini,” kata Tuhiyat.
Sedangkan untuk beroperasi secara normal saat mati listrik, pihak MRT bakal menggandeng PLN untuk membuat terobosan agar kejadian kemarin tak terulang.
“In long time sekarang kita bersama PLN lagi berupaya untuk menyediakan pembangkit lagi agar kalau ada blackout kayak kemarin, kita gak mati, tetap beroperasi,” tandas Tuhiyat. (DDJP/gie/oki)