Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mendorong PT. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta segera menyiapkan kajian pembangunan MRT fase III koridor Timur-Barat.
Dukungan tersebut disampaikan Prasetio setelah menguji coba perjalanan pertama MRT dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Stasiun Lebak Bulus bersama jajaran Pimpinan dan Anggota DPRD lainnya.
“Saya sudah bicara dengan Direktur, yang fase tiganya harus diomongin juga. Jadi kalo kerja, ibaratnya kerja-kerja sekalian karena kalau tidak dilaksanakan bagaimana perencanaan anggaran fase III, fase II HI – Kampung Bandan sudah selesai,” ujarnya disela-sela kegiatannya meninjau MRT, Rabu (31/10).
Pria yang akrab disapa Pras itu menegaskan, persiapan perlu dilakukan agar rangkaian pembangunan MRT dari Fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI, Fase II rute Bundaran HI-Kampung Bandan, hingga Fase III yang rencananya akan dibangun di koridor Timur-Barat terus berlanjut.
“Jangan sampai terputus-putus. Kita harus jalan cepat untuk Fase III juga harus dipikirkan, ibarat kerja kalau capek ya capek sekalian, tapi hasilnya bisa dinikmati anak cucu kita,” terangnya.
Selain itu, Pras juga meminta PT MRT Jakarta lebih memperhatikan perawatan stasiun dan rangkaian kereta. Menurutnya hal tersebut menjadi bagian vital, agar tidak mudah dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Seperti aksi vandalisme terhadap kereta MRT Jakarta di Depo Lebak Bulus beberapa waktu lalu.
“CCTV harus dipasang semuanya. Masinis juga harus diperhatikan agar mampu mengemudikan dan mengontrol laju kereta dengan baik. Perawatannya juga tolong diperhatikan,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P Sabandar menyatakan pihaknya akan lebih cepat lagi dalam merencanakan pembangunan MRT Fase III. Ia memproyeksikan di tahun 2020 pengerjaan konstruksi fisik sudah dapat dilaksanakan.
Meski, William mengakui bahwa proyek tersebut sebelumnya sempat dicoret Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) dari daftar prioritas Proyek Strategis Nasional (PSN). Pencoretan proyek ini dilakukan bersamaan dengan pencoretan 14 proyek infrastruktur lainnya.
Akibat pencoretan tersebut, pembangunan MRT yang sebelumnya diproyeksi akan membentang sepanjang 87 kilometer dari Balaraja, Banten hingga Cikarang, Jawa Barat untuk sementara akan difokuskan di Jakarta.
“Yaitu dari Kalideres sampai Ujung Menteng, studinya baru 31 kilometer dan sepanjang itu juga akan kita bangun,” ungkap William.
Soal investasi yang dibutuhkan, hingga kini masih dalam tahap penghitungan. Hanya, karena anggaran yang dimiliki pemerintah terbatas, maka untuk proyek ini PT. MRT Jakarta akan menawarkan kerja sama kepada pihak swasta dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). (DDJP/alw/oki)