Komisi B DPRD DKI Jakarta mengajak masyarakat berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Al Fatih mengatakan, caranya dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tanaman produktif.
Menurut dia, langkah tersebut penting mengingat 99 persen kebutuhan pangan Jakarta masih bergantung pada pasokan dari luar daerah, sehingga rentan terhadap gangguan distribusi dan fluktuasi harga.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Al Fatih. (dok.DDJP)
Metode urban farming dapat menjadi solusi konkret meningkatkan kemandirian pangan dan mengurangi pengeluaran rumah tangga.
“Saya mengajak seluruh warga Jakarta untuk aktif menanam sayuran di pekarangan rumah, balkon, atau bahkan di pot kecil,” ujar Fatih saat dihubungi, Selasa (29/4).
Fatih mendukung gerakan satu rumah lima pot sebagai langkah awal membangun ketahanan pangan berbasis rumah tangga.
Jika setiap rumah di Jakarta menanam lima pot sayuran, tutur dia, masyarakat berperan menciptakan cadangan pangan yang signifikan dan mengurangi ketergantungan pada pasokan eksternal.
Melalui gerakan tersebut juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pertanian perkotaan.
Ia mengusulkan masyarakat menanam komoditas strategis yang cepat panen dan bernilai ekonomi tinggi.
Di antaranya, tanaman bayam, kangkung, pakcoy, cabai, dan bawang merah.
“Tanaman-tanaman ini cocok untuk ditanam di lahan sempit menggunakan pot atau sistem hidroponik,” kata Fatih.
Untuk itu, ia mendorong Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta meningkatkan frekuensi dan kualitas pelatihan urban farming bagi masyarakat.
Pelatihan itu penting untuk membekali warga dengan pengetahuan dan keterampilan dalam bercocok tanam. Baik secara konvensional maupun hidroponik.
“Selain itu, penyediaan sarana dan prasarana serta pengenalan teknologi baru juga perlu ditingkatkan,” tukas Fatih. (yla/df)