Masyarakat Jakarta membutuhkan dukungan kuat dari Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta untuk menumbuhkan ketertarikan terhadap urban farming sebagai satu di antara usaha dalam ketahanan pangan.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Francine Eustacia saat dihubungi, Rabu (4/11).
Menurut dia, bibit tanaman komoditas strategis diperlukan guna memberi stimulan. Sehingga keinginan masyarakat untuk bercocok tanam di pekarangan rumah kian meningkat.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Francine Eustacia. (dok.DDJP)
“Dengan dukungan ini, urban farming dapat kembali menjadi solusi ketahanan pangan berbasis masyarakat yang efektif, khususnya di kota besar seperti Jakarta,” ujar dia.
Francine mengatakan, urban farming dalam rangka memperkuat ketahanan pangan di masyarakat berbasis awal lingkungan rumahtangga.
Ia menilai, kegiatan urban farming di Jakarta perlu ditingkatkan. Sebab, menanam komoditas strategis itu bisa menjadi upaya mengantisipasi kekurangan pasokan pangan untuk konsumsi rumahtangga.
dalam upaya meningkatkan kegiatan urban farming di Jakarta, melalui penanaman tanaman komoditas strategis itu, juga menjadi salah satu upaya untuk mengantisipasi adanya kekurangan pasokan atas komoditas tersebut untuk konsumsi rumah tangga.
Melalui urban farming, tidak hanya menjadikan alternatif sumber pangan, namun bisa mengurangi ketergantungan pasokan dari luar kota.
“Masyarakat juga dapat berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan melalui urban farming, yang sempat berkembang cukup baik di Jakarta sebelum Pandemi Covid-19,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Al Fatih mendorong Dinas KPKP rutin menggelar pelatihan budidaya tanaman pangan melalui urban farming.
Tujuannya mengajarkan teknik dan cara bercocok tanam, menggunakan media tanam tanah maupun hidroponik.
“Menjaga ketahanan pangan dengan cara-cara sederhana, seperti menanam sayuran di pekarangan rumah,” kata dia. (yla/df)