Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta angkat bicara soal kematian penyu sisik beberapa waktu lalu di perairan Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu.
Hewan endemik asli Kepulauan Seribu itu mati mengenaskan tak jauh dari sampah plastik, tumpahan minyak, dan eceng gondok saat ditemukan warga.
Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta yang membidangi lingkungan hidup, Pandapotan Sinaga menyampaikan fenomena kematian penyu sisik tak dapat diabaikan. Mengingat populasinya yang semakin sedikit, menurutnya kepunahan penyi sisik di Kepulauan Seribu harus dicegah.
“Karena itu perlu adanya sosialisasi dari Pemprov DKI untuk mengajak masyarakat melestarikan keberadaan penyu sisik,” ujarnya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (22/2).
Ia menyebutkan selain mati karena dampak buruk lingkungan yang semakin tak bersahabat, semakin menipisnya populasi penyu juga diakibatkan perburuan cangkang untuk diperjualbelikan.
“Jadi saya imbau Dinas Lingkungan Hidup juga harus ikut turun tangan atasi masalah ini kedepan,” ungkapnya.
Ia mendorong Dinas LH segera mengambil langkah strategis untuk melindungi keberadaan penyu sisik yang hampir punah di wilayah perairan Kepulauan Seribu. Terlebih, ada keseimbangan ekologi laut yang harus dilestarikan oleh seluruh masyarakat.
“Karena bagaimanapun juga penyu sisik itu seharusnya kita jaga dari kepunahan sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem wilayah perairan kita,” tandasnya. (DDJP/alw/oki)