Anggota Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo mengatakan, banyak tokoh Betawi yang juga turut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dia mengatakan, salah satu tokoh Betawi yakni Rochani Soe’oed pernah terlibat dalam Kongres Pemuda 1929. Meski demikian, peran pentingnya tak banyak diceritakan dalam catatan sejarah Indonesia.
Deretan tokoh Betawi lainnya yang punya andil besar dalam revolusi perjuangan Indonesia antara lain, Muhammad Husni (MH) Thamrin, Ismail Marzuki, KH. Noer Ali, Guru Amien, Moeffreni Moe’in, Haji Darip, dan Ali Sadikin.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Dwi RioRio Sambodo. (dok.DDJP)
Dia menyampaikan, perkembangan pasca Revolusi 1945, Gubernur Ali Sadikin sangat diterima luas oleh seluruh kalangan masyarakat Betawi. Sebab jasa besar membangun Jakarta saat itu.
Dengan begitu, Rio berharap kepada seluruh masyarakat agar terus meneladani semangat pahlawan dalam memajukan bangsa. Terlebih tantangan yang tengah dihadapi Kota Jakarta menuju kota global.
”Semoga kita senantiasa mampu meneruskan api perjuangan para pahlawan tersebut untuk menyongsong Jakarta sebagai kota global yang tetap mempertahankan akar budaya dan sejarahnya,” ujar Dwi Rio saat dihubungi, Minggu (10/11).
Peringatan Hari Pahlawan ditetapkan pada 10 November di Indonesia. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959, Hari Pahlawan ditetapkan sebagai hari nasional tetapi bukan hari libur.
Peringatan Hari Pahlawan merujuk pada momentum bersejarah Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Saat itu, rakyat berperang melawan kolonialisme yang ditunggangi pasukan sekutu.
Alhasil, kemerdekaan dapat dipertahankan. Sejak itulah, Hari Pahlawan menjadi momentum khusus mengenang para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. (apn/df)