‘Kampung Zombie’ Butuh Solusi, Suhaimi: Saya Sangat Sedih Melihat Kondisi Itu

July 17, 2024 1:12 pm

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mengaku prihatin di tengah kota metropolitan ada sebuah kawasan permukiman yang terkenal dengan sebutan ‘Kampung Zombie’.

Berlokasi di pinggir anak Kali Ciliwung RT.06 RW.07, Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur, permukiman ini ditinggalkan oleh para pemilik rumah karena sering terendam banjir.

“Saya sangat sedih melihat kondisi itu. Apakah bagusnya dibebaskan oleh Pemerintah untuk dijadikan jalan inspeksi, atau bagaimana?,” ungkap Suhaimi di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (17/7).

Menurut dia, pertanyaan itu bisa terjawab setelah adanya tindak lanjut atau koordinasi Komisi D dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) serta Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman.

Ia berharap, dalam waktu dekat ada solusi untuk penataan Kampung Zombie. Sehingga nasib warga yang memiliki hunian di lokasi itu bisa mendapat kejelasan. Apakah rumah mereka bisa ditempati kembali dan bebas banjir, atau bisa dibebaskan oleh Pemprov DKI.

“Pemerintah harus punya solusi. Dinas SDA dan Dinas Perumahan bagaimana baiknya? Kasihan mereka itu,” ucap Suhaimi.

Ia menceritakan pengalamannya saat mengunjungi Kampung Zombie. Terlihat banyak rumah kosong terbengkalai. Sebagian bangunan sudah runtuh dan keropos akibat sering diterpa banjir.

Padahal sebelum tahun 2019, lokasi ini merupakan kawasan padat penduduk. Kini rumah-rumah itu ditumbuhi ilalang dan lumut karena sudah lama tak terurus.

Bagi warga yang mampu menyewa rumah di tempat lain, pindah adalah pilihan terbaik. Lantas bagaimana warga yang tak memiliki cukup biaya untuk menyewa tempat tinggal lain? Mereka tetap bertahan dengan kondisi tersebut.

Bahkan tak sedikit yang mengosongi lantai dasar rumahnya karena sudah lelah kebanjiran. Mereka memilih hanya menempati lantai 2, meskipun lokasi permukimannya sudah mulai sepi dan berhawa lembab.

“Hampir semua meninggalkan itu. Atau ada yang tetap bertahan tapi bawahnya sudah tidak berbentuk, mereka tinggal di lantai atas kalau rumahnya tingkat, sebab bawahnya sudah penuh lumpur,” tandas Suhaimi. (DDJP/gie/df)