Kalau Tidak Ketangkap

December 19, 2024 12:03 pm

Pak Jazuli, dosen Bahasa Inggris pada sebuah akademi swasta dan guru beberapa tempat kursus Bahasa Inggris, terpaksa menyerobot lampu lalu lintas yang baru saja berwarna merah karena melihat mobil di belakangnya ngebut dengan kecepatan tinggi.

Pertimbangannya, kalau dia tidak menyerobot, khawatir ditabrak dari belakang. Tetapi, begitu lewat dari lampu lalu lintas, petugas menyetopnya.

“Tahu kesalahan Bapak?” tanya petugas itu.

“Tahu. Saya menyerobot lampu merah,” jawab Pak Jazuli.

“Coba lihat SIM dan STNK Bapak,” kata petugas itu lagi.

“Pak Jazuli lalu membuka dompetnya, dan mengeluarkan SIM-nya. Tetapi, ketika mencari STNK-nya tidak ada. Pasti ketinggalan di rumah,” keluh Pak Jazuli.

Seingat Pak Jazuli, STNK itu ditaruh di atas buffet.

“Ini SIM-nya. Tetapi, STNK-nya rupanya ketinggalan di rumah,” kata Pak Jazuli.

“Kalau begitu, bapak punya dua kesalahan. Pertama, bapak menyerobot lampu merah. Untuk itu, bapak kena tilang dan SIM-nya ditahan. Kesalahan kedua ini yang berat. Karena bapak tidak bisa menunjukkan STNK. Untuk kesalahan ini, mobil bapak harus ditahan. Karena bapak bisa dituduh mencuri mobil,” kata petugas.

“Tapi,….. tapi…. pak. STNK-nya ada di rumah, ketinggalan,” kata Pak Jazuli terbata-bata.

“Ya. Itu bisa bapak jelaskan nanti di kantor. Sekarang bapak ikut saya,” kata petugas itu sambil menghidupkan mesin motornya.

Sampai di kantor, Pak Jazuli disuruh memarkir mobil dan memberikan kunci mobil kepada petugas itu.

SSelanjutnya, petugas meminta Pak Jazuli menunggu di sebuah ruangan.

Sementara itu, petugas itu masuk ruang komandan. Lima menit kemudian keluar dari ruangan, lalu meminta Pak Jazuli masuk ke dalam ruangan komandan.

“Mari ikut saya, menghadap pak komandan,” ajak sang petugas.

Setelah mengantar Pak Jazuli ke ruang komandan, petugas tersebut ke luar ruangan. Melihat Pak Jazuli, komandan itu tersenyum-senyum.

“Ooooo……. Bapak. Kalau tidak ketangkap, bapak tidak bertemu saya,” kata sang komandan.

“Lhooo…… Bapak siapa?” tanya Pak Jazuli.

“Lupa ya? Saya Darman, murid bapak di Akademi Bahasa Asing dulu!” kata komandan sambil menyalami Pak Jazuli. (stw/df)