Johnny Simanjuntak pernah terjebak situasi bingung urus keluarga setelah ditinggal asisten rumah tangga (ART) yang tak kembali usai musim libur panjang. Boleh jadi, pengalaman tersebut juga dialami banyak keluarga di Jakarta.
Pengalaman itu terjadi pada pertengahan tahun 1990-an. Johny benar-benar bingung mengatur keperluan rumah tangga tanpa kehadiran ART. “Susah sekali mempertahankan ART. Habis mudik hari raya, mereka nggak kembali lagi,” ujar dia, Kamis (25/1).
Johnny dan istrinya merupakan pasangan perantau asal Medan yang menetap di Jakarta. Sang istri merupakan guru di SMP Negeri 279 Jakarta Utara.
Sementara, Johnny sedang aktif merintis karier sebagai lawyer. “Jadi saya dan istri sedang sibuk-sibuknya. Sementara anak-anak masih kecil,” ujarnya.
Untuk mengakhiri kebingungan itu, dia memutuskan untuk pindah rumah ke lokasi terdekat dengan sekolah tempat istrinya mengajar. “Saya cari yang lokasinya di gang-gang kecil karena uang saya hanya cukup untuk beli rumh dalam gang,” ujarnya.
Usai pulang dari melihat rumah di sebuah gang, Johnny melintas di jalanan depan sekolah. Ia mendapatkan informasi dari warga setempat bahwa ada rumah yang hendak dijual pemiliknya.
Lokasi ruma itu persis di depan sekolah. “Harganya mahal. Tetapi karena lokasinya di depan sekolah tempat istri saya mengajar kami membelinya walaupun harus berhutang,” kata Johnny.
Masalah ketiadaan ART pun akhirnya selesai. Sebab istrinya bisa bolak-balik dari rumah ke sekolah. Anak-anak pun terurus dengan baik.
“Saya terus menjalani profesi sebagai pengacara akhirnya terpilih sebagai anggota DPRD DKI tahun 2009,” ujar pria yang mengaku amat menikmati masa kecilnya di pinggiran Kota Medan ini.
Kini, Johnny Simanjuntak didaulat sebagai sekretaris Komisi E (bidang kesejahteraan rakyat) DPRD DKI Jakarta. (DDJP/bad/rul)