Jelajah Misteri Pulau Onrust

August 28, 2024 12:07 pm

Pulau Onrust merupakan salah satu pulau dari gugusan Kepulauan Seribu di Teluk Jakarta. Luasnya hanya 12 hektar.

Tetapi pada zaman VOC, siapa pun yang melakukan kesalahan dan akan diasingkan di Pulau Onrust menjadi gemetar dan langsung lemas.

Karena pulau ini dahulu dijuluki pula neraka. Selain menjadi karantina para serdadu Belanda, juga menjadi penjara bagi para kadet atau mahasiswa akademi maritim yang melakukan kesalahan.

Di Pulau Onrust juga terdapat mulut lobang yang berada di samping jalan pada bagian tengah pulau itu. Konon, mulut lobang itu merupakan sebuah terowongan panjang yang menghubungkan Pulau Onrust dengan Kastil Batavia di Kota Tua dan Stasiun Tanjung Priok.

Sejauh mana kebenaran dari cerita itu, para ahli arkeologi sedang meneliti sebuah bunker di Stasiun Tanjung Priok.

Pastinya, pulau ini mempunyai sejarah panjang. Selain pada zaman VOC menjadi markas para serdadu Belanda (VOC), juga menjadi karantina masyarakat yang terserang penyakit menular. Banyak pula yang akhirnya meninggal di pulau itu.

Untuk menuju pulau ini, hanya memakan waktu sekitar 30 menit dari Pantai Marina di Teluk Jakarta menggunakan motor boat.

Lokasinya berdekatan dengan Pulau Bidadari, Pulau Cipir dan Pulau Kelor. Keempat pulau ini, konon, dahulu menjadi tempat peristirahatan raja-raja Banten.

Sejak 1656, Pulau Onrust mulai digunakan Belanda sebagai bengkel kapal-kapal VOC. Termasuk juga dijadikan galangan kapal (membuat) kapal-kapal baru.

Untuk menjaga keamanan dari para pejuang Banten dan sisa-sisa pejuang Kerajaan Mataram, mulai 1672, dibangun tembok pengaman dan instalasi meriam pertahanan.

Berdasarkan peta dokumentasi Arsip Nasional tahun 1803, dapat dilihat secara jelas bentuk denah Pulau Onrust.

Termasuk markas serdadu VOC berikut barak-baraknya berupa empat blok bangunan besar. Tetapi, kini tinggal sisa-sisa pondasi saja lantaran habis tergerus ombak.

Konon, di sebelah barat terdapat bangunan penjara besar, terdiri dari dua bangunan, diapit dapur besar di bagian utara dan bengkel besi dan bengkel kayu di sebelah barat.

Di sebelah utara, terdapat bangunan rumah sakit khusus bagi orang-orang Eropa.

Pulau tanpa Istirahat

Memasuki Pulau Onrust, biasanya dari tenggara. Di situlah dulu terdapat dermaga apung tempat berlabuhnya kapal-kapal VOC atau tempat peluncuran kapal dan dermaga apung.

Di bagian selatan, terdapat bangunan perkantoran dan bangunan tempat tinggal di sebelah timur. Deretan paling selatan adalah kediaman penanggungjawab pulau.

Di bagian paling utara Pulau Onrust terdapat rumah para Budak. Sedangkan sebelah timur pulau, rumah para tukang.

Bahkan, terdapat toko kecil serta gudang makanan, dapur dan rumah sakit bukan untuk orang-orang Eropa.

Tercatat, Ilmuwan Inggris James Cook sekitar 1750-an pernah mereparasi kapalnya di dok Pulau Onrust ini.

Pulau Onrust, dipimpin oleh seorang ‘baas”. Pada 1755, baas Pulau Onrust memiliki sekitar 650 orang kuli, yang kebanyakan adalah narapidana.

Pada zaman kejayaan VOC, seorang baas Pulau Onrust hidup mewah mirip raja kecil dan penuh kuasa di pulau bengkel kapal tersebut.

Gudang-gudang yang terdapat di pulau itu penuh dengan logistik. Terdiri dari lada, timah dan kopi dari Cirebon, tembaga dari Jepang.

Konon pula, baas Onrust bisa bekerjasama secara leluasa dengan kepala gudang membuat laporan fiktif kepada atasan di Batavia.

Berdasarkan lukisan yang dibuat Rach pada abad ke-17, Pulau Onrust sudah sangat sibuk melayani kapal-kapal VOC.

Dalam lukisan yang tersimpan di Museum Pulau Onrust, tampak pula menara gereja, dan pendetanya datang dari Batavia, seminggu sekali. Sayang, bangunan yang pernah ada di Pulau Onrust sudah habis termakan usia.

Di pulau itu pernah terdapat tiga kincir angin mirip di Negeri Belanda. Tenaga kincir-kincir angin itu antara lain untuk tenaga pengergajian kayu dan mengangkat barang-barang berat dari dalam bengkel.

Melihat fungsi Pulau Onrust sebagai pulau bengkel kapal dan berbagai bangunan yang ada di pulau itu, dapat dibayangkan bahwa sangat banyak orang yang bekerja di pulau itu untuk melakukan berbagai aktivitas.

Itu sebabnya oleh orang Belanda, pulau tersebut dinamakan Pulau Onrust yang artinya ‘Pulau Tanpa Istirahat’.

Pada 9 Nopember 1800, armada Inggris di bawah pimpinan HL Ball mengepung Kota Batavia selama tiga bulan. Dalam peristiwa perang laut yang mengguncangkan Belanda itu, pihak Inggris berhasil membakar Pulau Onrust, Pulau Cipir dan Pulau Edam.

Di Pulau Edam, didirikan mercusuar bertepatan dengan dibukanya Pelabuhan Tanjung Priok tahun 1878. Lalu, berganti nama Pulau Damar Besar.

Serangan Inggris berikutnya pada November 1806, dipimpin Sir Edward Pellew. Akibatnya, Pulau Onrust hancur.

Serangan Inggris ketiga berlangsung pada 1810. Sejak saat itu, Belanda memindahkan galangan kapal ke Surabaya.

Di Pulau Onrust pernah berdiri Stasiun Cuaca, tahun 1905. Antara 1933-1940, Onrust pernah menjadi tempat tawanan para pemberontak yang terlibat dalam peristiwa Zeven Provincien.

Sejak 1940, pulau itu menjadi tempat tawanan orang Jerman. Kemudian orang Jepang, serta penjahat krimnal lainnya.

Setelah Indonesia merdeka, Pulau Onrust pernah menjadi Rumah Sakit Karantina untuk jemaah haji dari Mekah hingga tahun 1960-an. Selanjutnya, rumah sakit karantina itu dipindahkan ke Pos VII, Pelabuhan Tanjung Priok.

Sejak 1972, Pulau Onrust, Pulau Cipir, Pulau Bidadari, dan Pulau Kelo dinyatakan sebagai Taman Arkeologi dan kawasan bersejarah yang dilindungi oleh Pemprov DKI Jakarta. (DDJP/stw/df)