Jangan Rampas Jalur Khusus Sepeda

March 26, 2024 11:08 am

Warga Jakarta, terutama pengguna sepeda, sempat memperoleh fasiitas dengan pembangunan jalur khusus sepeda di tepi Banjir Kanal Timur (BKT).

Namun, jalur sepeda sepanjang 6,7 kilometer itu kini tak lagi khusus untuk mereka. Sebab, pedagang kaki lima (PKL) dan pengendara sepeda motor telah merebutnya. Apalagi pada setiap Minggu pagi.

Warga bernama Ahmad Ramelan saat senam pagi di jalur khusus sepeda BKT menuturkan, jalur sepeda yang diresmikan pada 2012 itu membentang dari Jl. Basuki Rahmat, Jakarta Timur, hingga perbatasan Bekasi.

Hanya beberapa saat setelah peresmian, pemandangan semrawut lebih sering dijumpai di jalur tersebut. Setiap Minggu pagi misalnya.

“Para pedagang kaki lima (PKL), parkir motor, sampai penyewaan kuda tunggang mendominasi jalur khusus sepeda ini,” Ahmad Ramelan, Minggu (27/1).

Pemprov DKI Jakarta memang pernah mengeluarkan kebijakan bahwa jalur khusus sepeda itu bisa dilintasi sepeda motor pada hari Senin hingga Jumat mulai pukul 06.00-9.00 WIB.

Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk mengurai kemacetan yang terjadi di sepanjang Jl. Basuki Rahmat. Namun kenyataannya, pada Sabtu dan Minggu masih banyak pengendara sepeda motor yang memanfaatkan jalur itu.

Bahkan para PKL memanfaatkan jalur khusus sepeda itu pada Sabtu dan Minggu menjadi area transaksi jual beli aneka barang dagangan, sehingga pengguna sepeda tak lagi mendapatkan hak mereka.

Setiap Minggu pagi, PKL menguasai jalur sepeda di tepian BKT dengan menggelar dagangan mereka. Tepatnya di ruas seberang Perumahan Cipinang Indah dan RS Duren Sawit.

Banyak pula pemilik sepeda motor memarkir motornya di jalur khusus sepeda tersebut. Akibatnya pengendara sepeda dan warga yang ingin berolahraga di jalur khusus sepeda tersebut terganggu.

“Kami merasa terganggu. Baru gowes sebentar sudah terganggu orang berjualan. Sepeda motor juga ikut menggunakan jalur ini. Belum lagi masyarakat yang menyewakan kuda tunggang, pengamen ondel-ondel dan sebagainya. Bahkan di jalur ini juga banyak anak-anak yang ingin nyewa kuda tunggang,” kata Lukman (40) dan Eddy (45).

Area istirahat bagi pengendara sepeda dan tempat parkir sepeda pun kini tidak terawat. Besinya banyak yang sudah berkarat.

“Kami pengendara sepeda semula punya harapan bisa bersepeda di jalur KBT ini dengan nyaman. Tapi, ini malah tidak terurus. Tolong, jangan rampas dong, jalur khusus sepeda di sepanjang KBT,” papar Andriani dan Siwi Safitri.

Sebelumnya, Anggota Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta August Hamonangan mengaku banyak menerima keluhan terkait kondisi jalur sepeda.

Meskipun, keluhan lebih tertuju pada kerusakan dan usangnya stick cone atau tiang pembatas jalur sepeda.

Adapun aduan yang dilayangkan warga berada di beberapa ruas jalan seperti di jalan Matraman, Salemba Raya, Tugu Tani, HOS Cokroaminoto, Ahmad Yani, serta DI Panjaitan.

August mengimbau Dinas Perhubungan (Dishub) DKI segera melakukan peremajaan stick cone tersebut karena justru membahayakan pengendara sepeda roda dua yang tak sengaja menginjak dan tergelincir. (DDJP/stw/yla/gie/rul)