Kasus prostitusi dan aksi kejahatan yang bersarang di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Jl. Tubagus Angke, Grogol Peramburan, Jakarta Barat, menjadi sorotan hangat hampir di semua lapisan masyarakat.
Bahkan, jadi sorotan hangat politisi di DPRD DKI Jakarta. Mereka meminta agar Pemprov DKI bertindak tegas menertibkan dan mengembalikan fungsi RTH. Termasuk tidak boleh kalah dengan preman.
“Ngomong-ngomong, hampir seluruh taman kota itu kan sifatnya luas. Apalagi hutan kota. Kalau taman atau hutan kota, kan ada petugasnya. Mereka punya tanggung jawab atas kebersihan, keamanan, dan kenyamanan taman atau hutan kota yang dijaganya. Itu kebijakan yang diterapkan Dinas Kehutanan dan Pertamanan. Jangan sampai disalahgunakan. Apalagi sampai kongkalikong dengan preman,” celetuk Oman.
“Kebijakan memang kudu ditaati dan dilaksanakan dengan baik demi terciptanya iklim yang kondusif. Nah, pertanyaannya, kenapa sampai RTH itu dijadikan tempat prostitusi dan kejahatan. Di mana tanggung jawab aparat yang ditugaskan menjaga taman tersebut? Sampai-sampai di lokasi itu konon banyak ditemukan kondom berserakan,?” tanya Udin.
“Pertanyaan seperti itu sempat berkecamuk dalam pikiran saya. Tetapi, setelah saya pikir-pikir, semua akan terpulang pada pribadi sang petugas itu sendiri. Ini menyangkut tentang mental dan spiritual setiap individu,” kata Oman.
“Maksudmu apa?” tanya Jiun yang sedari tadi ngejublek.
“Coba kalian renungkan matang-matang. Apa singkatan dari kondom itu. Nanti kalian akan menemukan jawabannya,” kata Oman.
“ Kondom itu kan alat kontrasepsi yang dipakai orang begituan agar tidak hamil. Saya yakin, pelakunya sebagian besar anak-anak baru gede. Kalau sampai lawan jenisnya hamil, mereka kan malu,” kata Jiun.
“ Betul. Itu erat kaitannya dengan kondom. Yang secara harfiah merupakan singkatan dari, ‘kalau orang suka nongkrong, datanglah otak mesum”. Nah, apa yang terjadi? Prostitusi liar kayak yang terjadi di RTH Tubagus Angke itu,” kata .Oman.
“ Bukannya singkatan dari ‘Kang Oman Nekat Dompleng Orang Mencari Mangsa’,” kata Jiun cengegesan.
“ Kepala lu bau menyan. Kan hasilnya kita nikmati bersama,” kata Oman ketus. (DDJP/stw)