Status ibukota negara lepas dari Jakarta memunculkan sikap optimistis akan menjadi kota yang semakin maju secara pesat di masa depan.
Keberadaan Kota Jakarta dengan berbagai kemajuan di bidang infrastruktur dan kelengkapannya, sudah sangat layak menjadi pusat ekonomis dan bisnis.
Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengakui, sikap optimistis itu terlihat dari situasi dan kondisi pemerintahan daerah dalam upaya menyusun berbagai program strategis.
Beggitu pula dengan kondisi masyarakat Jakarta, begitu gigih untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi setelah diterjang ‘badai’ Pandemi Covid-19, beberapa tahun lalu.
“Saya kira realistis saja, Jakarta akan tetap maju sebagai pusat ekonomi dan bisnis,” ujar Prasetyo di Jakarta, Kamis (6/6).
Pria yang akrab disapa Pras itu juga mengaku, kemajuan yang terus dialami Kota Jakarta bukan sekadar ‘isapan jempol’. Hal itu bisa diketahui dari garis besar Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DKI Jakarta tahun 2025-2045.
“Di situ jelas bagaimana kepala daerah harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan untuk membawa Jakarta menjadi pusat perdagangan, pusat kegiatan layanan jasa dan bisnis nasional sampai global. Jadi bangun Jakarta gak bisa suka-suka elu atau gua,” tegas Pras.
Belakangan ini, muncul berbagai penilaian dari berbagai kalangan tentang nasib Kota Jakarta setelah lepas dari status ibukota negara. Menurut Pras, berbagai penilaian itu sangat lumrah.
“Sikap optimistis itu muncul bagi yang mau memahami konsep pembangunan secara positif. Bagi yang psimistis, itu karena tidak mau memahami sejarah panjang dan rencana masa depan Kota Jakarta,” tukas Pras. (DDJP/red)