Kegiatan belajar dan mengajar di salah satu sekolah di Jakarta telah usai.
Namun, para pengajar dan siswa belum bisa segera pulang ke rumah masing-masing lantaran hujan deras.
“Anak-anak jangan pulang dulu ya karena hujan,” ujar seorang guru.
“Baik pak,” sambut beberapa siswa yang masih di dalam kelas.
Selang beberapa waktu, hujan pun sudah reda.
Wajah para siswa mulai terlihat semringah karena sudah bisa bersiap-siap pulang.
Kondisi tersebut disusul dengan lontaran kata dari pak guru.
“Ya sudah, hujan sudah berhenti. Siap-siap ya anak-anak,” tutur guru di hadapan kumpulan siswa.
“Masih hujan pak,” sontak siswa yang masih duduk tepat di depan pak guru.
“Hujan sudah berhenti nak, tuh lihat saja dari jendala kelas,” kata pak guru seraya menunjuk ke lapangan sekolah.
“Hujan lagi pak,” sambut siswa tersebut.
“Memangnya kamu gak mau pulang?” tambah pak guru.
“Hujan itu kan air ya pak?” tanya siswa itu lagi.
“Iya,” jawab sang guru.
“Saya tahu, hujan di luar memang sudah berhenti,” kata siswa itu lagi.
“Terus kenapa belum mau pulang?” tanya sang guru.
“Setiap kali pak guru berkata-kata, ada air yang terciprat ke muka saya. Makanya saya pikir hujan lagi” pungkas siswa itu sambil menyeka wajahnya yang terlihat lugu. (df)