Heri Kustanto, politisi Fraksi PKB lolos sebagai anggota DPRD DKI Jakarta masa jabatan 2024-2029 usai memperoleh sebanyak 5.402 suara di daerah pemilihan (Dapil) 1 Jakarta Pusat yang meliputi Kecamatan Gambir, Sawah Besar, Kemayoran, Cempaka Putih, Johar Baru, Senen, Menteng dan Tanah Abang.
Sebagai pendatang baru di Kebon Sirih, ia menyatakan kesiapannya untuk memperjuangkan keluhan masyarakat. Salah satunya yakni dengan membuka peluang kerja dan peluang usaha untuk warga Jakarta.
“Kita ini masih baru kan di legislatif, jadi maping segala program pemerintah belum kita kuasain penuh. Pada intinya ke depan kalau ada peluang untuk kemajuan ekonomi, atau ada modal usaha tanpa agunan atau tanpa bunga, kita akan perjuangkan buat masyarakat,” ujar Heri saat dihubungi, Jumat (27/9).
Lebih lanjut, ia memastikan perusahaan atau dinas terkait dapat memberikan peluang kepada masyarakat agar perekonomian semakin maju dan selaras dengan pembangunan Jakarta.
“Dengan hadirnya saya, yang menjadi konsen yang akan menjembatani apakah itu ke perusahaan atau dinas-dinas bagaimana mengangkat ekonomi kerakyatan ini khususnya di dapil Jakarta Pusat ini jadi lebih baik,” jelas Heri.
Pria kelahiran Purbalingga 5 September 1981 itu mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarganya maju sebagai wakil rakyat di DKI Jakarta. Terutama dari istri tercinta Salimah dan ketiga putrinya yakni Risma, Amelia dan Salma.
“Alhamdulillah keluarga sangat support, kembali lagi dengan niat saya agar lebih bermanfaat untuk masyarakat di dapil saya, jadi keluarga sangat support dengan majunya saya di legislatif,” ungkap Heri.
Heri mengungkapkan, bahwa sebelum terjun ke panggung politik, dirinya aktif dalam Organisasi Masyarakat (Ormas) di Jakarta yakni Forum Betawi Rempug (FBR).
Ia pernah menjabat sebagai Ketua FBR Kelurahan Sumur Batu masa jabatan 2012-2019. Kemudian sebagai Ketua Kordinator Wilayah (Korwil) Jakarta Pusat masa jabatan 2019-2025.
Ia banyak melihat keresahan yang terjadi terhadap masyarakat menengah kebawah. Khususnya para pedagang kaki lima yang kerap tak mendapat keadilan.
“Contohnya pedagang kaki lima yang pakai gerobak itu kan enggak ada pembinaan. Mereka enggak mau dagang kecil-kecilan begitu, mereka mau punya kios, istilahnya enggak usah mondar-mandir kalau hujan tutup kalau reda buka lagi,” ungkap Heri.
“Makanya kawan-kawan khusus FBR memperbolehkan mereka mereka itu untuk berdagang, mohon maaf kalau enggak ada kita kita ini justru malah banyak premannya yang minta makan dan minum,” tambah Heri.
Ia juga menyatakan bahwa hadirnya FBR disambut baik oleh para pedagang. Bahkan sampai memiliki kas wilayah yang dipergunakan untuk kepentingan publik, salah satunya yakni kendaraan ambulans.
“Kas itu dikontribusikan lagi ke masyarakat. Satu contoh di wilayah lain dibelikan ambulans, ambulan itu gratis untuk masyarakat yang kurang mampu. Terus juga kalau sewa ambulans di rumah sakit kan mahal bisa 4 sampai 5 juta, kalau disini cukup bayar 1,5 juta saja. Tapi khusus di wilayah Jakarta itu gratis,” jelas Heri.
Selain itu, ada beberapa program yakni diantaranya nisan dan kembang bunga gratis untuk warga apabila ada anggota keluarganya yang meninggal dunia.
Bahkan setiap seminggu sekali ada program Jumat berkah. Program tersebut ialah membagi-bagikan makanan kepada masyarakat di wilayah Dapilnya.
Dari situlah ia mulai tertarik masuk dalam partai politik. Ia mengaku keterlibatannya maju sebagai anggota Legislatif dari Fraksi PKB bermula dari ajakan salah satu Anggota DPRD DKI Jakarta petahana yaitu Sutikno.
“Awal mulanya saya dapat tawaran dari beberapa partai tapi saya tolak. Sampai akhirnya pak Sutikno mengajak saya masuk bareng beliau, Alhamdulillah akhirnya saya bergabung di PKB,” jelas Heri.
Ia berharap, kinerja Pemprov DKI Jakarta lebih nyata dalam mewujudkan aspirasi masyarakat. Sehingga diperlukan peninjauan secara langsung agar mengetahui secara betul problematika yang sedang dihadapi masyarakat.
“Setahu saya banyak eksekutif apalagi walikota ini mereka terjun hanya di kecamatan dan di kelurahannya saja. Mereka jarang sekali terjun langsung kepada warga untuk mempertanyakan langsung keluhan warganya yang belum tercukupi. Itu yang saya miris sekali. Jadi seharusnya digaungkan lagi terjun langsung ke lapangan bertemu dengan masyarakat,” pungkas Heri. (DDJP/apn/gie)