Ketua Komisi A DPRD DKI Inggard Joshua meminta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) sasar siswa jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk diberikan pemahaman politik dasar.
Hal itu disampaikan Inggard usai rapat konsultasi pembahasan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD Tahun 2026.
“Saya harap kelas 3 (SMA) sudah bisa di bina, bukan sekadar menekan angka golput. Tapi supaya mereka juga bisa memilih objektif, tidak money politics atau SARA,” ujar Inggard, Kamis (7/8).
Maka, ia menyarankan Badan Kesbangpol perlu menggandeng Dinas Pendidikan (Disdik), Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) untuk menyukseskan sosialisasi pendidikan politik.
“KPUD dan Panwas bisa sebagai narasumbernya. Nanti Kesbangpol sebagai penyelenggara anggaran. Juga melibatkan Dinas Pendidikan supaya semua punya tanggung jawab,” kata Inggard.
Sosialisasi tersebut, harap Inggard, dapat memotivasi pemilih pemula agar menjadi pemilih yang cerdas saat Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
“Arti cerdasnya itu dengan selalu mencari tahu siapa calon-calon di wilayahnya. Supaya bisa memilih dengan tepat,” ucap Inggard.
Ia tak ingin ada lagi politisasi terkait suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) saat menjelang Pemilu ataupun Pilkada.
“Apapun partainya, sukunya, agamanya yang penting di dalam perjalanan itu mereka sudah ada trackrecordnya,” tutur Inggard.
Di kesempatan itu, ia juga mengingatkan agar pemilih pemula aktif dalam mencari informasi terkait latar belakang, pendidikan, serta pengalaman calon-calon yang akan dipilihnya.
“Kalau pemilih ini benar-benar diboboti cara memilih dengan benar, cerdas dan tepat, saya yakin Jakarta akan lebih cepat sejahtera,” pungkas Inggard. (gie/df)