Awal tahun 2025, cuaca di Jakarta masih tak menentu. Meningkatnya suhu dan curah hujan di beberapa wilayah mengakibatkan pontesi timbul penyakit. Seperti flu, Demam Berdarah Dengue (DBD), infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), tipes dan penyebaran virus.
Karena itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani mengimbau Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI menggencarkan sosialisasi terkait pola hidup sehat.
Menurut dia, masyarakat harus memastikan lingkungan tempat tinggal tetap bersih, menutup dan menguras penampungan air secara rutin, berolahraga, mengkonsumsi makanan sehat, menjaga imunitas, dan rajin mencuci tangan.
Pola menjaga kesehatan itu sangat penting untuk terhindar dari penyakit. “Kalau hanya imbauan omongan, tanpa ada sosialisasi dan penerapan yang benar, juga kurang maksimal,” ujar Rany di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (13/1).
Ia menyayangkan, budaya hidup bersih dan sehat mulai tergerus seiring hilangnya Pandemi Covid-19. Melihat kondisi tersebut, sosialisasi perlu digencarkan kembali.
“Budaya cuci tangan setelah Covid sudah tidak ada lagi, dulu sanitizer selalu dibawa, sekarang sudah tidak. Jadi perlu diingatkan lagi hidup sehat dan hidup bersih,” sambumg Rany.
Selain itu, Dinkes DKI perlu menyosialisasikan kepada para orangtua untuk waspada terhadap penyakit yang ada di musim penghujan. Seperti, langkah-langkah yang harus diambil jika anak mulai merasa tidak sehat.
“Terutama buat para ibu-ibu harus tahu, gajala seperti apa yang diwajibkan ke IGD. Kalau masyarakat siap, imunitasnya terjaga, dan tidak panik, saya rasa akan baik-baik saja,” tutur Rany.
Untuk menekan kasus DBD, ia meminta kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) lebih intensif mengecek dan menginfokan jadwal pemeriksaan. “Karena menekan DBD itu bukan fogging, tapi digencarkan Jumantiknya,” tutur dia.
“Tapi sayangnya, Jumantik suka kesulitan mengakses rumah warga. Entah tidak diizinkan atau orangnya lagi pada beraktivitas di luar. Jadi mesti ada solusi ini,” tukas Rany. (gie/df)