‘Gemulai dan Molek’

July 5, 2024 10:05 am

Meme perihal dunia online kiranya tak mengada-ada. Begini petikannya. ”Anak-anak dirusak game online, yang dewasa dirusak judi online’, yang orang tua dirusak pinjaman online”.

“Memang, banyak sekali kerusakan akibat daya rusak yang serba online ini. Bangsa ini pun dibikin pusing tujuh keliling. Negara dibuat repot bukan kepalang. Game online atau bolehlah kita singkat gemol. Permainan berbasis internet ini memang mengasyikkan, tapi juga membahayakan,” kata Nursyamsu.

“Iya. Ia bisa memicu adiksi, Jika sudah kecanduan, siap-siap saja babak belur. Baik keuangan maupun kesehaan mental,” Jaya menimpali.

“Dari berbagai literasi disebutkan, seseorang yang terdiksi gemol, di samping bermasalah secara fisik, juga mengalami perubahan struktur dan fungsi otak. Fungsi atensi atau memusatkan perhatian pada suatu hal. Fungsi eksekutif atau merencanakan dan melakukan tindakan, serta fungsi inhibisi atau untuk membatasi bisa menurun atau bahkan hilang,” urai Mr. Johansyah dosen Fakultas Psikologi yang berada di antara mereka.

“Akibat otak berubah, pecandu gemol juga sulit mengendalikan perilaku impulsif. Semisal menunda keinginan. Emosi mereka menjadi labil. Bahkan menunjukkan sikap antisosial. Mengerikan bukan?“ ujar Rohili yang juga mahasuswa Fakultas Psikologi.

“Celakanya lagi, pecandu gemol didominasi anak dan remaja. Data pada 2022 menyebutkan, pengguna game aktif di seluruh dunia diperkirakan mencapai 2,95 miliar gamer. Ada pun penghobi gemol di Indonesia mencapai 73,7 persen atau 196,7 juta orang. Berdasarkan laporan We Are Social, Indonesia menjadi negara dengan jumlah pemain video game terbanyak ketiga di dunia pada tahun 2022,” menjelaskan Mr. Johansyah.

“Ya, betul, Itu contohnya,” kata Rohili seraya menunjuk ke arah Nursyamsu yang lagi asyik berduaan dengan Savitri.

“Lho, kok nunjuk ke aku. Kapan aku main gemol dengan Savitri?” tanya Nursyamsu.

“Pura-pura bloon. Buktinya, kamu saat main gemol sama Savitri sampai lupa waktu, sampai menjelang pagi. Nggak kenal waktu,” kata Rohili dan Jaya cengengesan.

“Maksudmu? Aku makin nggak ngerti,” tegas Nursyamsu.

“Bener kan, gara-gara main gemol atensinya sudah mulai hilang,” kata Jaya.

“Aku makin nggak paham apa yang kalian maksud,” Nursyamsu semakin terperangah.

“Ya. Karena Savitri tubuhnya gemol alias gemulai dan molek, sampai-sampai kamu lupa waktu saat pacaran. Tul nggak?” kata Jaya dan Rohili sambil nyelonong pergi. (DDJP/stw)