‘Gara-gara BLT’

May 21, 2024 10:03 am

Kebijakan program bantuan sosial (Bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT) untuk masyarakat miskin menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi rakyat.

Bansos yang digelontorkan pemerintah sejak awal tahun, mulai dari BLT hingga Bansos pangan diklaim sukses menjaga daya beli masyarakat miskin.

“Bansos menjaga daya beli masyarakat miskin yang punya proporsi konsumsi nasional cukup besar. Selain itu, juga berdampak positif terhadap konsumsi rumah tangga yang tumbuh positif di Kuartal I Tahun 2024, seperti dikemukakan salah seorang ekonom dalam acara tadi,” kata Lukman kepada teman-temannya usai menghadiri acara penyerahan BLT di kantor kecamatan.

Ke depannya, lanjut Lukman, selain memberikan Bansos untuk masyarakat miskin, berharap pemerintah juga memikirkan nasib kelompok masyarakat rentan miskin yang jumlahnya cukup besar.

“Termasuk kita di dalamnya? Kendati tidak termasuk golongan masyarakat yang mendapatkan Bansos, tetapi saat ada kenaikan harga pangan, perekonomian kelompok rentan seperti kita bakal semakin terbebani,” kata Jamhari.

“Saat ada kenaikan harga pangan misalnya, penghasilan kita sebagai juru parkir amatir penghasilannya pas-pasan nggak cukup untuk mememuhi kebutuhan hidup. Hingga saat ini, kita juga nggak pernah memperoleh Bansos. Akhirnya, daya beli kita jelas turun. Kodisi ini, tentu membuat konsumsi rumah tangga kita tidak tumbuh optimal,” tambah Jamhari.

Mereka lalu sepakat menanyakan masalah nasib mereka kepada anggota asosiasi analis kebijakan yang kebetulan ikut bersama rombongan mereka. Dia mengatakan, untuk kebijakan yang pro rakyat harus dipertahankan. Bahkan harus ditingkatkan kualitasnya.

“Bansos yang bermanfaat untuk masyarakat miskin jangan hanya digelontorkan saat Pemilu, misalnya. Tapi, saat harga pangan tinggi, bansos juga harus dikucurkan pada masyarakat miskin,…………………”.

“Termasuk masyarakat rentan miskin seperti kita?” tanya Suud yang sedari tadi tertidur pulas sambil mengucek-ucek matanya.

“Apa sih yang dibahas? Serius amat,” lanjut Suud.

“Diam dulu. Ini lagi bahas soal BLT,” kata Jamhari tanpa ekspresi.

“Ngomong-ngomong BLT itu jenis makanan apa ya?” tanya Jambul yang memang tak pernah mengenyam pendidikan bertanya.

“Boleh jadi, BLT itu singkatan dari ‘ bakwan, lontong tahu”, bisa jadi singkatan dari ‘ bolot, lagi toblik’, kayak lu,” kata Jamhari.

“Yang pasti, menurut gue, BLT itu singkatan dari ‘ Bolehnya Lu Timpe’ . Biasa, dia punya hobi begituan. Makanya, jangan sekali-kali meleng taruh duit, kalau kagak pengin ditimpe ame die,” kata Suud ngelesin. (DDJP/stw)