Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta menuntaskan pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun anggaran 2020 bersama SKPD dan BUMD mitra.
Ada sejumlah catatan penting yang menjadi evaluasi bagi rancangan KUA-PPAS tersebut. Antara lain perlunya keseriusan seluruh pihak dalam menghadapi defisit anggaran karena belum terealisasinya dana bagi hasil sebesar Rp6,3 triliun untuk DKI Jakarta dari pemerintah pusat. Hingga akhirnya Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) mengurangi proyeksi APBD tahun anggarn 2020 dari Rp95.99 triliun menjadi Rp89,44 triliun.
“Ketua TAPD bilang kalau dana bagi hasil (Rp6,3 triliun) itu akan masuk di kuartal kedua atau ketiga tahun depan, makanya saya fikir ini sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya defisit,” ujar Rasyidi HY, Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta, Senin (18/11).
Karena itu, ia mendorong seluruh BUMD mampu mengoptimalkan kinerja untuk mendapat keuntungan positif dari penyertaan modal daerah (PMD) yang telah diberikan pemerintah. Dengan begitu pembagian laba dalam bentuk dividen yang diberikan perikan BUMD kepada pemerintah diharapkan terus meningkat.
“Saya kira Penyertaan Modal Daerah itu perlu untuk mengembangkan usaha BUMD. Rasio kecukupan modal itu penting agar BUMD kita punya daya saing tinggi. Kalau sudah dapat tambahan modal menurut hemat saya ya dividen yang diberikan harus bisa ditingkatkan,” terang Rasyidi.
Komisi C, lanjutnya, akan terus mengkoreksi seluruh rancangan satuan tiga mata anggaran hingga alokasi postur Belanja Langsung (BL) dan Belanja Tidak Langsung (BTL) yang diusulkan seluruh SKPD maupun Penyertaan Modal Daerah (PMD) yang diusulkan sejumlah BUMD melalui APBD 2020. Koreksi tersebut akan berlanjut hingga tingkat Badan Anggaran (Banggar) yang rencananya akan dimulai pekan ini.
“Kalau kami menemukan kegiatan atau anggaran yang dianggap tidak rasional ya tentu akan kita coret. Kalau kegiatan itu memang prioritas tentu kita dukung, tapi kalau tidak akan dikoreksi. Ini juga bagian dari efisiensi,” tandas Rasyidi. (DDJP/alw/oki)