Mukmin dan beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang menjadi korban penggarukan petugas penertiban umum tetap gembira walau dagangannya raib entah ke mana.
Bahkan, mereka bercanda dan bercerita tentang nasib dan pengalamanya selama jadi pedagang kaki lima.
“Wah, kamu beruntung bisa lolos dan kabur dari sergapan petugas penertiban pedagang kaki lima, Dul,” ujar Mukmin kepada Dullah.
“Beruntung apa..!! Lima orang pembeli barang ku juga ikut kabur sebelum membayar,” kata Dullah.
“Nasib pedagang kaki lima itu seperti WC,” celetuk Poniman.
“Lho, maksudmu?!” tanya Mukmin dan Dullah.
“……..Buruk….. Tetapi sebenarnya sangat dibutuhkan orang,” jawab Poniman.
“Jadi pedagang kaki lima itu susah. Selalu dikejar-kejar petugas terus. Enaknya jadi apa ya?” Simon ikut nimbrung.
“Enaknya,……. ya jadi pedagang besar. Mendirikan plasa atau supermarket. Tapi, kita harus jadi orang kaya dulu,” jawab mereka ramai-ramai. (stw)