Masih terngiang dalam ingatan Faisal tentang kondisi Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, di 2016. Revitalisasi kampung oleh Pemprov DKI Jakarta ketika itu membuat sebagian warga terusir.
Faisal yang saat itu menjabat ketua RW 03, Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, dalam kondisi marah. “Sudah dua tahun, tetapi pembangunan tak kunjung dilakukan. Masyarakat merasa dibohongi, termasuk saya,” tegas Faisal.
Ia khawatir, penertiban yang terjadi di Kampung Akuarium berlanjut hingga ke wilayahnya di Kampung Luar Batang.
Berbekal pengalamannya menjadi tim sukses anggota dewan, Faisal memutuskan untuk ikut pemilihan legislatif (Pileg).
Harapannya, jika dia bisa duduk di kursi dewan, ruang pembelaan terhadap warga bisa lebih kuat. “Ya, saya termotivasi menjadi anggota dewan karena kasus ini,” tambah Faisal yang kala itu menjadi menjabat sebagai ketua Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara.
Menjelang 2018, popularitas namanya sebagai ketua RW menjadi alasan sejumlah caleg memintanya menjadi tim sukses, tapi Faisal menolak.
Ia kesal pada anggota dewan yang tak membantu masyarakat Kampung Akuarium saat penertiban tahun 2016. Lalu memutuskan mencalonkan diri sebagai anggota dewan lewat Partai Demokrat.
Faisal mengajak setiap ketua RT/RW menjadi tim suksesnya. Sebagian warga Luar Batang pun mendukung pencalonannya.
Pengalaman Faisal menjadi Tim Sukses Ade Supriatna di tahun 2009, dan (Alm) Zainuddin tahun 2014, membuat dia paham politik akar rumput.
“Bicara apa adanya saja. Alhamdulillah, masyarakat percaya, dan meminta saya untuk menjaga kampungnya,” kata Faisal yang pernah menjabat ketua RW selama tiga periode.
Setelah menjadi anggota dewan, Faisal bertekad menjadi orang terdepan menggugat relokasi yang tak sesuai dengan Rancangan Denah Tata Ruang (RDTR) DKI Jakarta. (DDJP/bow/rul)