‘Dramatis dan Menegangkan’

May 3, 2024 11:12 am

Keberhasilan tim Garuda Muda menundukkan Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 lewat adu penalti dengan skor 11-10 setelah main imbang 2-2.

Sungguh dramatis dan menegangkan. Bagaimana tidak. Tim asuhan Shin Tae-Young (STY), mantan pelatih Korsel itu berhasil membungkam Korsel dan mengunci satu tiket ke babak semifinal Piala Asia U-23 di Qatar.

“Kemenangan ini menjadi tonggak sejarah bagi Garuda Muda yang kembali menciptakan sejarah baru sebagai tim debutan mampu masuk semifinal Piala Asia U-23. Hasil ini jelas mendekatkan mimpi sepak bola Indonesia untuk bisa tampil di Olimpiade 2024 di Paris,” kata Indra, maniak bola dari Palmerah usai nonton pertandingan ulang antara Garuda Muda melawan Korsel di layar televisi bersama rekan-rekannya.

“Perlu diketahui, ada tiga tim terbaik yang otomatis akan tampil di Olimpiade Parancis. Sedangkan peringkat empat akan bertarung play-off antar benua lawan wakil Afrika, yakni Guinea . Garuda Muda tinggal selangkah lagi untuk meraih tiket ke Olimpiade. Karena itu, menang menjadi harga mati,” tambah Indra bersemangat.

“Timnas Korsel yang diunggulkan sejak awal, mandapat perlawanan sengit dari Merah Putih yang tampil tenang dan percaya diri. Serangan bertubi-tubi yang dibangun The Taeguk Warriors mampu diredam Rizki Ridho Cs. Justru sebaliknya, gaya permainan yang diperagakan Merah Putih mampu membuat Korsel kelabakan,” Astrajingga ikut nimbrung.

“Ya. Karena sampai babak kedua berakhir, skor sama, 2-2, lalu pertandingannya diperpanjang. Karena skor tak berubah, tetap 2-2, akhirnya adu penalti. Membuat penonton yang memadati Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, bersorak sorai. Indonesiau akhirnya unggul 11-10. Membuat seluruh masyarakat Indonesia di mana saja yang menyaksikan laga tersebut bersuka ria merayakan kemenangan tersebut. Bahkan hingga menangis bahagia karena tidak percaya, Garuda Muda berhasil menaklukkan raksasa sepakbola Asia, Korea Selatan tersebut,” Gendon nyeletuk.

“Saatnya Garuda Muda kepakkan sayap setinggi-tingginya. Tunjukkan ketajaman cengkeramannya kepada musuh-musuhnya. Lalu hempaskan semua lawan. Apalagi yang meremehkan mereka dibabak semifinal Piala Asia U-23. Eeeh…….ngomong-ngomong Likun ke mana? Kenapa semalam isterinya marah-marah ?” tanya Indra.

“Likun terancam penalti dari bininya. Gegara selama pertandingan sepakbola Asia U-23 berlangsung, ia tak pernah di rumah. Nonton sepak bola bersama kita di gardu ronda. Atau mungkin dian nggak lihai memainkan bolanya. Udah begitu, siang hari dia juga kagak pulang-pulang. Ngendon di rumah Mpok Limah,” kata Astrajingga.

“Mpok Limah? Janda beranak tiga itu? Ada main sama dia? Dramatis dan menegangkan, pantesan bininya marah-marah,” kata Gendon.

“Aaah…… elu! Suka suuzon yang mboten-mboten. Dia lagi mainin gergaji sama palu. Karena lagi disuruh betulan internit rumahnya yang ambrol dan lapuk dimakan rayap. Rupanya bininya cemburu. Kamu terlalu dini suuzon yang tidak-tidak,” ujar Astrajingga.

“Ooooh……..kirain………” kata Gendon garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. (DDJP/stw)