Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta menghadirkan juru bahasa isyarat dalam rapat kerja. Tujuannya untuk menjunjung asas kesetaraan terhadap penyandang disabilitas.
Wakil Ketua Bapemperda DPRD DKI Jakarta Dedi Supriadi mengatakan, pihaknya dengan sengaja menghadirkan juru bahasa isyarat dalam lanjutan pembahasan pasal per pasal revisi Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas.
“Saya kira memang ini sudah saatnya dimana kebutuhan itu kami penuhi,” ujarnya di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (30/5).
Kebetulan, sambung Dedi dalam rapat pembahasan pasal per pasal kali ini antusias penyandang disabilitas untuk hadir sangat tinggi. Tak lain mereka ingin mengetahui persis regulasi seperti apa yang akan dituangkan dalam Perda untuk melindungi penyandang disabilitas dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
“Kita fasilitasi agar mereka bisa mendapatkan informasi yang lengkap terkait pembahasan Perda,” ungkapnya.
Sejauh ini Bapemperda DPRD DKI Jakarta terus mempertajam pasal per pasal pembahasan revisi Perda Nomor 10 Tahun 2011. Salah satunya pasal yang akan mengatur kewajiban bagi Pemerintahan dan swasta mempekerjakan penyandang disabilitas.
Kewajiban itu sementara dituangkan dalam Pasal 24 yang berisi mengenai kewajiban mempekerjakan paling sedikit 2% penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerjaan pada Instansi Pemerintah Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Kemudian, dalam Pasal 35 Ayat 1, perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit 1% penyandang disabilitas dari jumlah pekerja di perusahaannya. Ayat 2 pasal tersebut menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta wajib mendata tenaga kerja disabilitas sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1. (DDJP/tim)