Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta mengingatkan PT Food Station Tjipinang Jaya untuk terus menjaga ketersediaan stok kebutuhan pokok khususnya beras jelang Bulan Suci Ramadan. Upaya tersebut perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan hingga melonjaknya harga di pasaran.
Anggota Komisi B Hasan Basri Umar mengatakan, telah terjadi gejolak harga beras yang membuat masyarakat resah. Apalagi saat ini masalah pangan juga diwarnai isu adanya mafia beras yang potensial mengganggu rantai distirbusi beras.
“Masyarakat itu sekarang tahunya harga beras itu naik terus. Jadi kalau boleh jangan sampai pas bulan Ramadan itu harganya semakin tinggi, kemudian stoknya berkurang. Pengalaman kelangkaan minyak goreng kemarin harus jadi pelajaran. Jangan sampai masalah minyak itu merembet juga ke masalah beras,” kata dalam rapat kerja di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (8/2).
Anggota Komisi B Achmad Yani menambahkan, PT Food Station juga harus mengantisipasi kemungkinan adanya penimbunan beras yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan bertujuan mengontrol harga beras di pasaran.
“Kami dari DPRD berharap agar harga beras itu tidak naik. Jadi benar-benar dikendalikan. Jangan sampai ada penimbunan. Jangan sampai harga dikendalikan oleh mafia seperti yang disinggung Dirut Bulog kemarin,” katanya.
Pada kesempatan itu, Direktur Utama PT Food Station Pamrihadi Wiraryo memastikan stok beras di gudang perusahaan, dan di pasar cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat Ramadaan. Ia menjamin ketersediaan stok tersebut lantaran karakter saat bulan Ramadan tidak ada peningkatan permintaan yang signifikan dari pasar lantaran mayoritas masyarakat sedang berpuasa.
“Kalau harga beras di DKI relatif terkendali di angka Rp10.175per kilogram kemarin. Untuk beras jenis IR 64 atau beras medium sudah turun Rp200 dibanding dua minggu lalu Rp 10.375. Kalau kita simak di beberapa daerah malah harganya sudah di atas Rp12.000 sampai Rp13.000. Jadi di Jakarta ini relatif terkendali,” ungkapnya.
Saat ini, kata Pamrihadi, stok beras di gudang pasar beras induk Cipinang lebih dari 15 ribu ton, sementara stok di gudang milik PT Food Station sebanyak 6000 ton dan di gudang Bulog mempunyai stok beras sebanyak 40 ribu ton. Jumlahnya akan semakin bertambah saat musim panen tiba di akhir bulan Februari ini.
“Soal penimbunan beras dan adanya mafia, Food Station bisnisnya adalah gudang. Tempat timbun beras memang tapi penimbunan beras yang memang cadangan untuk masyarakat DKI Jakarta yang kita umumkan di website jadi siapapun bisa akses. Apakah ada mafia? Sepanjang saya jadi Dirut di PT Food Station, saya tidak menemukan adanya mafia,” ungkapnya. (DDJP/bad)