DPRD Dorong Ketersediaan Park and Ride di Penambahan Target Penumpang MRT

February 7, 2023 8:44 pm

Komisi B DPRD DKI Jakarta menilai, ketersediaan lahan parkir penumpang transportasi publik (park and ride) sangat mempengaruhi antusiasme masyarakat pengguna moda raya terpadu (MRT). Maka perlu ketersediaan lahan park and ride yang mumpuni seiring dengan jumlah penumpang yang ditargetkan naik di tahun 2023.

Wakil Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Taufik Azhar mengatakan, sejauh ini PT MRT Jakarta belum melengkapi banyak stasiun dengan park and ride. Hingga akhirnya banyak masyarakat enggan menggunakan MRT dan tetap menggunakan kendaraan pribadinya.

“Saya ingin soroti itu park and ride di ujung ke ujung stasiun MRT, hulu dan hilirnya. Ini sangat banyak dikeluhkan. Masyarakat dari ujung mau naik MRT, tempat parkirnya dimana,” ujarnya dalam rapat kerja di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (7/2).

Anggota Komisi B Wahyu Dewanto menambahkan, kinerja pembangunan fasilitas MRT selama ini menunjukkan perkembangan pesat. Sayangnya, fasilitas parkir minim perhatian. Padahal, target penumpang terus bertambah.

“Park and ridenya kecil sekali. Nggak ada sama sekali. Jangan hanya bangga membangun spot-spot kuliner tapi park and ridenya dimana. Coba diatur itu gedung-gedung besar itu sediakan tempat parkir besar, boleh kok. Kita bantu nanti. Kita bisa minta PTSP untuk gedor untuk menunjang park and ride MRT dan tarifnya itu harus flat dan murah,” ungkapnya.

Di lokasi yang sama, Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan, jumlah penumpang MRT per hari dari Lebak Bulus hingga Stasiun Bundaran HI di sepanjang tahun 2022 telah mencapai 54.181 orang per hari. Di tahun 2023 ini PT MRT Jakarta menargetkan pencapaian jumlah penumpang 65.000 hingga 70.000 per hari.

Untuk park and ride, dikatakan Tuhiyat, akan ada di depo Lebak Bulus meski hingga saat ini pembangunannya masih terkendala ketersediaan lahan. Lokasi park and tersebut telah sesuai dengan konsep transportasi massal di negara maju, dimana park and ride hanya disediakan di lokasi awal perjalanan penumpang.

“Park and ride itu hanya ada di ujung ke ujung. Kenapa? Supaya orang naik publik transport. Di negara maju seperti itu. Park and ride diluar kota bukan di tengah kota. Di tengah kota, justru hotel-hotelnya dikurangi park and ridenya. Itu menuju kota modern seperti itu. Jadi kalau misalnya ada push dari pemerintah untuk mengurangi space parkir di tengah kota, itu akan jauh lebih baik,” jelasnya. (DDJP/bad)