DPRD DKI Minta Disdik Segera Tindaklanjut Temuan Klaster Belajar Tatap Muka

September 24, 2021 1:42 pm

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta meminta Dinas Pendidikan (Disdik) segera menindaklanjuti temuan 25 klaster Covid-19 yang berasal dari kegiatan belajar tatap muka.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengatakan, upaya tracking, tracing, dan testing harus segera dilakukan agar orang tua siswa merasa tenang, dan kegiatan PTM dapat terus berlangsung.

“Jangan sampai karena kita lalai, anak menjadi korban, harus berhenti sekolah lagi,” ujarnya, Jumat (24/9).

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristek) baru-baru ini merilis data survei 25 klaster Covid-19 ditemukan di Jakarta yang berasal dari PTM. Dalam data yang diunggah di situs https://sekolah.data.kemdikbud.go.id per 22 September 2021, terdapat 25 klaster Covid-19 dari 897 responden sekolah yang mengisi survei.

Dari 25 klaster tersebut, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan klaster terbanyak akibat PTM, yakni delapan klaster. Jakarta Timur enam klaster, Jakarta Utara lima klaster, Jakarta Selatan 5 klaster, dan 1 klaster di Jakarta Pusat. Total pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) yang tercatat positif Covid-19 mencapai 227 kasus. Sementara, siswa atau peserta didik yang terpapar dan berstatus positif Covid-19 ada 241 kasus.

Meski demikian, Zita mengimbau seluruh masyarakat tak perlu panik. Sebab kasus aktif Covid-19 di Jakarta saat ini sudah jauh lebih terkendali dari sebelumnya.

“Tidak perlu panik berlebihan, fatality rate-nya rendah. Jadi perlu juga kita lihat dari (kasus) positif, berapa banyak yang sampai masuk rumah sakit,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah mengkonfirmasi data survei Kemendikbudristek perihal data temuan 25 klaster Covid-19 penyebab PTM di Jakarta.

“Informasi itu masih perlu kita cek kembali, nanti Bu Widya (Kepala Dinas Kesehatan) akan mengecek kembali kepastiannya,” terangnya.

Pasalnya, Ariza mengaku pelaksanaan PTM campuran yang dilakukan selama ini telah sesuai dengan prosedur penerapan protokol kesehatan ketat. Sehingga ia meyakini kegiatan PTM untuk sekolah dasar dan menengah di Jakarta sejauh ini tidak berpotensi menjadi klaster Covid-19.

“Kemungkinan itu (penularan terjadi) dalam perjalanan (ke sekolah) atau di rumah, bukan di sekolah. Tapi untuk pastinya nunggu keterangan dari Kadinkes,” tandasnya. (DDJP/alw/oki)