Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta mendorong Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) meningkatkan kualitas promosi wisata Kepulauan Seribu pada anggaran yang diusulkan dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun anggaran 2020.
Anggota Komisi B DPRD DKI Nur Afni Sajim menilai Kepulauan Seribu yang saat ini telah menjadi salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional belum berhasil mendongkrak angka kunjungan wisatawan mancanegara.
“Ini salah satu pekerjaan rumah kita. Salah satunya dengan menggencarkan promosi hingga pariwisara disana berdampak pada perekonomian warga,” ujarnya di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (4/11).
Agar promosi mengenai pariwisata berlangsung efektif, Afni menyarankan agar Disparbud mengandalkan teknologi informatika, semisal membuat aplikasi khusus juga memanfaatkan sosial media untuk mempromosikan kegiatan-kegiatan yang ada di Kepulauan Seribu.
“Ini semua untuk mempermudah orang-orang agar bisa mendapatkan informasi tentang kegiatan yang ada di Kepulauan Seribu,” ungkapnya.
Dalam rancangan KUA-PPAS tahun anggaran 2020, Disparbud DKI Jakarta mengusulkan anggaran promosi wisata sebesar Rp3 miliar. Kemudian Rp1 miliar untuk pembinaan pelaku seni, dan Rp525 juta untuk pendamping pelaku usaha wisata. Kepala Sudinparbud Kabupaten Kepulauan Seribu, Cucu Ahmad Kurnia mengakui memang untuk promosi masih sangat kurang.
“Menurut hasil survei kami, memang sangat kurang promosi. Terbukti warga Jabodetabek saja yang tahu tentang kegitan disana baru 32%, mereka tahu ada Pulau Seribu, tapi tidak tahu isinya apa, berapa biaya kesana, apa saja yang bisa dilihat dan program-programnya,” katanya.
Cucu menyatakan akan berupaya pada tahun 2020 mendatang akan terus meningkatkan promosi-promosi melalui media sosial, serta mengadakan pameran di pusat perbelanjaan.
“Makanya itu kita akan genjot promosi lewat sosial media yang bersifat selling, seperti pameran di Mall dan info-info media mainstream,” tandasnya. (DDJP/gie/oki)