Anggota DPRD DKI Jakarta Sholikhah mengimbau Dinas Kesehatan (Dinkes) masih menggencarkan edukasi kepada warga Jakarta terkait cara kerja dan manfaat dari nyamuk wolbachia.
Dengan demikian, kata Sholikhah, tak ada kekhawatiran masyarakat terkait teknologi untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD), Chikungunya, dan Zika yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Apalagi, Dinkes berencana melepas 1.400 ember berisi telur nyamuk Wolbachia di wilayah Kembangan Utara, Jakarta Barat, 27 September 2024.
“Dinkes terus sosialisasi bagaimana efektifnya kita mengurangi DBD, dengan masifnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat,” ujar Sholikhah saat dihubungi, Jumat (20/9).
Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029 Sholikhah. (dok.DDJP)
Ia mendukung program tersebut. Harapannya, Kota Jakarta terbebas dari penyakit akibat sengatan nyamuk Aedes Aegypti.
“Pada prinsipnya, kalau itu memang untuk memberikan pengurangan terhadap angka DBD, InsyaAllah saya setuju,” tandas politisi PKS itu.
Sholikhah juga melihat hasil yang telah diterapkan di Yogyakarta. Mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen. Bahkan, menurunkan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86 persen.
“Pengalaman yang di Yogya pernah mencoba uji coba terhadap nyamuk ber-Wolbachia. Ternyata, angka penderita DBD itu sangat turun, bahkan di tahun 2023 hanya 67 kasus,” ungkap Sholikhah.
Meskipun Dinkes akan menerapkan program itu, ia tetap mengimbau masyarakat melaksanakan gerakan 3M.
Yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang. Termasuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
“Kita semua harus berkolaborasi untuk menyukseskan program ini. Sehingga akan menghasilkan dan memuaskan untuk menekankan angka penyebaran DBD,” tambah Sholikhah.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan, Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti yang bisa menurunkan replikasi virus dengue.
Efeknya, mengurangi kemampuan nyamuk tersebut sebagai penular demam berdarah. (DDJP/yla/gie)