Dinas Sosial Diusulkan Gandeng Perguruan Tinggi untuk Tingkatkan Pelayanan

May 5, 2021 4:21 pm

Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta mengusulkan terjalinnya kolaborasi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) dengan perguruan tinggi untuk meningkatkan pelayanan sosial yang dinilai masih belum optimal.

Berdasarkan hasil peninjauan langsung beberapa waktu lalu, Komisi E menilai fasilitas sejumlah panti yang dimiliki Dinas Sosial belum selaras antara pembinaan karakter dan mental bagi para menghuni. Tampak belum adanya layanan psikologi bagi penghuni balita anak-anak, kaum lanjut usia (lansia) hingga Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).

Anggota Komisi E DPRD DKI Yudha Permana mengatakan, kelemahan pelayanan tersebut juga disebabkan kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Dinas Sosial, khususnya yang menangani balita dan anak-anak.

“Sebab balita-balita yang ada di panti itu juga perlu penanganan khusus,” ujarnya, Rabu (5/5).

Yudha menjelaskan, kerjasama antara Dinas Sosial dan perguruan tinggi bisa dikemas dalam program magang. Program tersebut bisa dijalin dengan sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau pun swasta yang berlokasi di DKI Jakarta dan sekitarnya.

“Jadi bagi anak-anak yang usia nol sampai satu tahun itu ditangani mahasiswa jurusan psikolog, jurusan kesehatan masyarakat, ahli gizi, itu bisa dikerjasamakan dengan panti. Sehingga kedepan bisa mengisi kekosongan sekaligus mengisi suasana baru,” terangnya.

Sedangkan Anggota Komisi E DPRD DKI Solikhah mengatakan, sebagai leading sektor Dinas Sosial juga perlu berkolaborasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya untuk mempersiapkan mental menuju usia produktif bekerja.

“Segera sudah saatnya kita berkolaborasi, jangan Dinas Sosial hanya bekerja untuk mengelola panti (balita anak-anak) saja, karena mungkin masih akan ada banyak masalah yang dihadapi. Sudah saatnya berkolaborasi dengan dinas-dinas yang ada, dengan dinas kesehatan kemudian dinas pendidikan dan dinas tenaga kerja (Disnaker),” ucapnya.

Pasalnya, lanjut Solikhah, para anak-anak dan balita juga wajib memiliki keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam dunia pekerjaan. Sehingga, pada nantinya ketika dewasa, mereka telah memiliki kualitas hidup yang lebih layak ketika terjun kembali ke masyarakat.

“Jadi banyak hal-hal yang harus diperhatikan, karena Dinas sosial ini harus bisa meningkatkan kualitas hingga kuantitas mutu daripada panti-panti yang ada,” ungkap Solikhah.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Premi Lasari menyatakan akan segera memprioritaskan usulan peningkatan kerjasama program magang dalam pengelolaan panti sosial balita dan anak-anak kedepan.

“Jadi masukan-masukan yang disampaikan adanya magang dan hal-hal lain akan kita tindak lanjuti,” tandas Premi. (DDJP/alw/oki)