Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta mendorong Dinas Sumber Daya Air (SDA) memperbanyak unit pompa mobile penyedot air di lingkungan warga untuk menjaga efektifitas pengendalian banjir.
Anggota Komisi D DPRD DKI Neneng Hasanah menilai, sejauh ini jumlah pompa mobile milik Dinas SDA masih belum mumpuni jumlahnya untuk mengendalikan banjir di pemukiman. Sementara keberadaan pompa mobile hanya di kawasan rawan banjir seperti kompleks perumahan di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
“Kita punya pompa mobile yang standby di wilayah itu hanya di kompleks perumahan saja, misalnya seperti di Kelapa Gading standby (pompa mobile) tapi daerah pinggiran disana itu tidak ada yang standby. Karena kalau misalnya Kelapa Gading banjir, maka wilayah sekitar kan bisa ikut kebanjiran juga,” katanya, Senin (6/1).
Kedepan Neneng berharap pompa mobile bisa menjangkau hingga perangkat lingkungan seperti Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak terdampak di banjir kemarin terdampak. Dengan demikian penanganan banjir bisa tertangani secara komprehensif dan efektif.
“Penanganan banjir di hulu kan baru mau diselesaikan Pemprov DKI bersama pemda lain dan pemerintah pusat, setidaknya pompa (mobile) ini juga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan antisipasi genangan air yang akan tergenang di wilayahnya. Ketika petugas dari Sudin (Suku Dinas) SDA belum ada, warga bisa tangani langsung sendiri,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi D DPRD Dedi Supriadi. Menurutnya, Dinas SDA juga perlu mengiventarisasi wilayah-wilayah yang diprioritaskan membutuhkan pompa mobile untuk penanganan banjir dalam waktu yang cepat. Pasalnya, kondisi curah hujan tak menentu dapat mengakibatkan genangan air yang masif meskipun hujan terjadi dalam waktu yang singkat.
“Apalagi wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak pernah terkena banjir namun kali ini ikutan terkena banjir juga. Pompa mobile di lingkungan warga juga perlu sampai di lingkungan, jadi perlu di-mapping secara komprehensif agar penyebarluasan pompa mobile bisa merata,” terangnya.
Dengan demikian, Dedi meminta Dinas SDA untuk berkoordinasi dengan petugas-petugas di Suku Dinas (sudin) antar melakukan pengecekan pompa mobile secara berkala agar perangkat yang digunakan tetap berjalan optimal. Meskipun, ditengah tingginya curah hujan yang melanda dan terjadi dalam waktu yang singkat.
“Jadi harus dipastikan pompa mobile-nya bisa bekerja dengan baik agar supaya tidak ada lagi banjir terjadi seperti awal tahun (2020) ini,” ungkap Dedi.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) telah melakukan langkah cepat pengendalian banjir yang terjadi di sejumlah perumahan terdampak banjir awal tahun 2020. Tercatat ada 478 pompa air yang tersebar di 176 titik di Jakarta. Sedangkan, sebanyak 122 unit pompa mobile juga disiagakan di wilayah Jakarta.
Selain itu, sebanyak lebih dari 8.000 personel Dinas SDA telah dikerahkan untuk melakukan penanganan genangan maupun banjir. Termasuk, sejumlah alat berangkat juga dikerahkan untuk mengatasi banjir di DKI Jakarta. (DDJP/alw/oki)