Dinas LH Diminta Atasi Peningkatan Volume Sampah Selama Ramadan

May 27, 2019 4:14 pm

Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta berharap Dinas Lingkungan Hidup (LH) terus melakukan optimalisasi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengatasi fenomena peningkatan volume sampah yang terjadi selama Bulan Ramadan.

Anggota Komisi D DPRD DKI Bestari Barus mengatakan, kondisi tersebut selalu menjadi peristiwa rutin tiap tahun karena meningkatnya konsumsi warga di Bulan Ramadan. Meski demikian, penumpukan sampah tersebut tidak dapat ditolelir dengan alasan apapun.

“Konsekuensi ya harus diangkut, karena tidak mungkin Ramadan di-stop. Kami minta Dinas LH harus bertindak cepat dan ada peningkatan kinerja mereka mengantisipasi penumpukan sampah yang tinggi di bulan Ramadan ini,” ujarnya di Gedung DPRD DKI, Senin (27/5).

Karena itu, Komisi D mendorong Dinas LH terus menggencarkan optimalisasi di seluruh lini sektor, salah satunya dengan pendataan sekaligus pengerahan personil dari hulu hingga hilir atau semua wilayah tanpa terkecuali. Seperti, pasar tradisional yang sarat akan terjadinya potensi penumpukan sampah di satu kawasan.

“Apalagi ini kan urusan dadakan, Dinas LH harusnya bergerak untuk penanganan sampah yang klasik ini. Terutama di pasar-pasar yang sudah banyak sekali penumpukan sampah,” terang Bestari Barus.

Momen Bulan Ramadan sejauh ini berpengaruh terhadap jumlah sampah yang dihasilkan warga DKI Jakarta. Salah satu penyebabnya, adalah tidak sedikitnya makanan sisa yang dihasilkan selama bulan Ramadan terutama konsumsi yang cukup besar pada waktu berbuka puasa.

Sampah paling banyak dalam bentuk sampah basah bekas olahan makanan. Data TPST Bantargebang Bekasi Jawa Barat menyebutkan, sampah sisa makanan mendominasi telah mencapai 39% dari total 7.864 ton sampah yang masuk per hari saat Ramadan 2019.

Selain limbah makanan, sampah plastik juga mendominasi jenis sampah dengan persentase mencapai 33%. Sampah lainnya ialah limbah tekstil (9%), limbah berbahaya (4%), kayu dan rumput (4%), kertas (4%), karet/kulit (3%), limbah hewan peliharaan (2%), dan sampah lainnya (2%).

Kemudian, Keseluruhan sampah tersebut diangkut oleh sekitar 1.200 truk sampah yang keluar-masuk TPST Bantargebang per harinya.

Secara umum, jumlah operasional truk pengangkut sampah DKI Jakarta terhitung rata-rata 778 unit per hari pada 2013. Kemudian, jumlah tersebut meningkat menjadi 835 truk per hari pada 2014, 960 truk per hari pada 2015, 1.058 truk per hari pada 2016, dan 1.213 truk per hari pada 2017. (DDJP/alw/oki)