Ketika perjuangan melawan Belanda dalam merebut kembali Irian Barat (Papua-Red) sampai pada puncaknya di Jakarta, timbul demo-demo anti-Belanda.
Lebih-lebih setelah Belanda mendatangkan Kapal Perang Karel Doorman ke perairan dekat Iran Barat, dan setelah pertempuran di Laut Aru berlansung yang telah menewaskan Laksamana Yos Soedarso.
“Demo-demo anti-Belanda semakin hebat. Poster-poster bertuliskan ‘Bunuh Belanda’ bertebaran di mana-mana,” kenang Aki Ludwig kepada sejumlah anak muda.
“Bahkan juga mobil-mobil yang diyakni milik orang Belanda, tidak luput dari coret-coretan itu,” kata Aki Johan yang mengaku pernah jadi sopir opsir Belanda.
“Melihat hal itu, hati Mener van Loven ngeri juga. Dia takut, jangan-jangan mobilnya juga jadi korban corat-coret di tengah jalan,” sambung Aki Johan.
“Lantas bagaimana cerita selanjutnya, Ki?” tanya anak-anak muda itu pengin tahu.
“Diam-diam, dia membeli kapur tembok dan setengah kilogram sagu,” jawab Aki Johan.
“Buat apa Ki ?” tanya mereka kembali.
Kedua barang itu diaduk jadi seember kanji. Lalu dengan kanji itu ditulisnya tulisan ‘USIR Belanda’ pada kedua belah sisi mobil sedan kesayangannya.
Ketika istrinya bertanya, opsir Belanda itu menjawab: “Dengan tulisan ini, kita akan selamat. Mobil kita juga akan selamat. Kalau ditulis pakai cat beneran, tentu menghapusnya akan susah dan mahal,” jelas Aki Johan. (stw)