Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani mengapresiasi kebijakan Pemprov DKI tidak menggelar Operasi Yustisi guna menjaring pendatang baru yang masuk ke Jakarta usai Idulfitri 2025.
Namun, ia mengimbau para pendatang sudah memiliki tempat tinggal sebelum ke Jakarta.
Baik tinggal bersama keluarga, kerabat, ataupun menyewa rumah.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani. (dok.DDJP)
“Jika mau datang ke Jakarta perlu dijelaskan dahulu tempat tinggalnya di mana, siapa penanggung jawabnya, dan mau (aktivitas-Red) apa,” ujar Rany, Rabu (26/3).
Tujuannya agar Jakarta tetap tertib. Tidak ada penyalahgunaan lahan kosong.
Seringkali, terdapat aktivitas mendirikan bedeng atau tempat tinggal di lahan kosong.
Hal itu terjadi lantaran pendatang yang masuk ke Jakarta tak memiliki tempat tinggal.
Rany menyadari, Jakarta masih memiliki daya tarik yang kuat bagi warga luar kota untuk mengadu nasib.
Pasalnya tak sedikit yang berhasil mendapat pekerjaan dengan upah besar di ibukota.
“Jakarta harus diakui masih menjadi tempat dan harapan bagi masyarakat daerah untuk menggapai mimpi. Kalau memang sudah ada panggilan kerja, silahkan (datang),” tutur Rany.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta memprediksi jumlah pendatang pasca Idulfitri 2025 menurun dibandingkan 2024.
Menurut data Dinas Dukcapil, jumlah pendatang dari luar kota yang masuk ke Jakarta tiga tahun terakhir terus menurun.
Tahun 2022 ada 27. 478 orang, tahun 2023 ada 25.918 orang, dan tahun 2024 ada 16.207 orang. Sementara prediksi tahun 2025 sekitar 10 ribu sampai 15 ribu. (gie/df)