Dinamakan Taman Situ Lembang karena di tengah-tengah taman tersebut terdapat sebuah situ atau danau yang cukup luas.
Danau itu begitu menawan karena di tengah-tengah danau itu ditumbuhi bunga teratai dengan subur.
Masyarakat bisa memanfaatkan taman itu untuk refresing. Selain itu juga untuk menguji kesabaran, seperti memancing ikan.
Pada hari Sabtu dan Minggu maupun libur nasional, masyarakat memanfaatkan untuk kegiatan memancing ikan di Taman Situ Lembang.
Konon pada zaman Belanda, Taman Situ Lembang merupakan sebuah waduk dari sub-sistem Kali Cideng yang dibangun Belanda sekitar tahun 1826 sebagai tempat penampungan air dan sebagian mata air yang berada di sekitarnya.
Berarti, Taman Situ Lembang itu telah berusia 198 tahun. Pada 1960-an, ketika Pak Kasur dan Bu Kasur masih hidup, Taman Situ Lembang dimanfaatkan sebagai panggung kegiatan anak-anak asuhan Pak Kasur dan Bu Kasur.
Taman Situ Lembang lokasinya di tengah-tengah Jl. Lembang, Menteng, Jakarta Pusat. Luasnya 13.288 meter persegi dan merupakan salah satu taman tertua di ibukota.
Taman ini semakin indah ketika pada 1984 Dinas Pertamanan merenovasi dan melengkapinya dengan empat air mancur serta lapak-lapakpemancingan.
Sehingga masyarakat dapat melakukan kegiatan memancing di taman ini dengan nyaman. Rudy (67), warga Jakarta mengatakan, kegiatan memancing sebenarnya sebagai sarana refresing di usia senjanya.
Sekaligus bernostalgia. Di taman itu pula, ia pertama kalinya terlibat dalam pemabuatan film layar lebar ketika film nasional sedang booming.
Pada 2002, kembali Dinas Pertamanan merenovasinya dilengkapi dengan berbagai sarana dan pasarana public. Sehingga taman ini berubah menjadi taman publik dan masyarakat dapat menikmatinya setiap saat.
Satu keistimewaan yang dimiliki Taman Situ Lembang yakni dilenkapi dengan lapak-lapak pemancingan. (DDJP/stw/rul)