Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Muhammad Subki mendorong Dinas Pendidikan agar memprioritaskan pendidikan karakter.
Mengingat, masih banyak kasus perundungan dan tawuran di Ibukota DKI Jakarta.
Pendidikan karakter yang dimaksud, sambung Subki, yaitu menanamkan nilai-nilai keagamaan dan budi pekerti pada siswa.
Harapannya, menghasilkan pribadi yang bertanggung jawab, disiplin, dan peduli antarsesama.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Muhammad Subki. (dok.DDJP)
“Pendidikan karakter itu penting untuk ditanamkan di sekolah-sekolah,” ujar Subki di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (16/7).
Subki menekankan, Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial bersinergi memberikan bantuan sosial (Bansos) pada siswa dari keluarga kurang mampu .
Pasalnya, pemicu tawuran dan perundungan banyak latar belakang kondisi keluarga siswa. Kebutuhan hidup belum tercukupi.
“Tawuran terjadi bukan datang tiba-tiba, tapi akibat dari sebuah kondisi yang memang mendorong mereka seperti itu,” tutur Subki.
“Jadi, salah satu solusi dengan memperhatikan kondisi perekonomiannya,” tambah dia.
Menurut Subki, peran keluarga mendidik anak juga sangat penting. Perlu konsep mendidik anak ke arah yang lebih baik.
“Setiap keluarga harus punya sistem yang mengatur kewajiban dalam keluarga,” imbuh dia.
“Jangan sampai anak melakukan tindakan-tindakan kriminal, orangtua tidak bertanggung jawab,” tandas Subki.
Ia mengimbau para orangtua membangun komunikasi yang baik dengan anak. Dengan begitu, memahami psikologis serta perilaku anak.
Aparatur negara punya peran penting menegakkan hukum yang adil. Memberi efek jera bagi tawuran dan perundungan di sekolah.
“Penegakan hukum juga harus betul-betul bisa menyelesaikan masalah ini dengan penegakan hukum yang seadil-adilnya,” tutur Subki.
“Kalau memang sudah kriminal, ya mau nggak mau harus dihukum,” pungkas dia. (apn/df)