Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta mengimbau Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) bersama Unit Pengelola (UP) terus memperketat penerapan protokol kesehatan (prokes) pasca terjadinya penularan Corona Virus Disease (Covid-19) antar satwa di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan.
Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Nova Harivan Paloh menyesalkan adanya peristiwa tersebut. Apalagi menurutnya, kawasan TMR Ragunan selama ini sudah terisolir oleh pengunjung sejak masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ataupun Level 4 yang digaungkan Pemerintah pusat dan daerah.
“Jadi memang yang harus diperketat ya prokes-nya itu, karena ini sudah ada salah satu (satwa) yang terpapar,” ujarnya, Selasa (3/8).
Berdasarkan informasi yang dirilis Distamhut DKI dan UP TMR Margasatwa, setidaknya 2 ekor harimau Sumatra bernama Hari (12 tahun) dan Tino (9 tahun) baru-baru ini diduga terinfeksi positif Covid-19 pada 15 Juli. Pasalnya, kedua harimau itu telah menunjukkan sejumlah gejala-gejala klinis seperti flu, lemas bahkan sesak nafas.
Berdasarkan hasil tes swab yang diunggah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Tino positif dengan CT N1 27,51 dan CT N2 27,68. Sementara Hari positif dengan CT N1 24,30 dan CT N2 24.23
Namun, setelah menjalani tes swab terakhir, Hari dan Tino sudah inyatakan pulih meski masih dalam pemantauan atau observasi dari Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Distamhut Provinsi DKI Jakarta.
Setelah dinyatakan mengidap infeksi Covid-19, kedua satwa diberi antibiotik, antihistamin, antiradang, dan multivitamin setiap hari. Dalam waktu sekitar 10 – 12 hari pengobatan, kondisi Tino dan Hari membaik dan pulih.
Tak berselang lama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga telah meninjau langsung perkembangan kondisi kedua harimau sumatra itu pada Sabtu (31/7) lalu. Kedua harimau sudah menunjukkan tanda sehat, seperti nafsu makan kembali normal dan sudah kembali aktif.
Berkaca dari fenomena itu, Nova meminta kepada jajaran Distamhut sebagai leading sektor bersama UP TMR Ragunan terus memeriksa seluruh stakeholder yang berkegiatan dalam pengelolaan Taman Margasatwa. Seperti, memperketat kembali Standar Operasional Prosedur (SOP) ketika memberikan pakan kepada satwa yang ada layaknya diterapkan kepada antar manusia.
“Para petugas yang disana juga harus bersama-sama bagaimana untuk memberikan semacam sterilisasi, mungkin dalam memberikan makanan buat mereka (Satwa) harus pakai sarung tangan, dan pakai masker itu yang paling penting. Packaging makanan juga harus dibuat steril, karena virus (COVID-19) ini bisa dari mana-mana, entah itu transmisi dari manusia atau tidak itu tidak kelihatan,” ungkapnya.
Dengan cara-cara tersebut, lanjut Nova, diharapkan dapat meminimalisir potensi penularan COVID-19 antar satwa ataupun manusia sehingga kejadian serupa tak kembali terulang kedepan. Seperti, memastikan seluruh petugas dan pawang satwa harus sudah mendapatkan vaksinasi minimal dosis pertama, tes usap (swab test) antigen ataupun PCR secara berkala.
“Karena pemulihan untuk korona (Covid-19) sejauh ini masih hal-hal itu yang bisa kita lakukan, dan artinya dalam masa-masa pandemi ini kita harus lebih aware lagi. Jangan sampai kejadian itu terjadi lagi dengan terpaparnya satwa-satwa lain, tentu itu yang tidak kita harapkan,” tandasnya. (DDJP/alw/oki)