Rapat Paripurna Penyampaian Kata Akhir Fraksi-Fraksi terhadap Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Gubernur yang disampaikan juga belum usai. Seorang pemuda tanggung sambil menenteng tas kecil mengajak bicara.
“Rapat, selesainya jam berapa Bang ?” tanya pemuda itu.
Ketika diberitahu, tergantung lancar tidaknya rapat, pemuda itu terbengong.
“Kenapa, kok dibilang lancar tidaknya rapat?” tanya pemuda itu kembali.
“Ya, kalau anggora dewan semua menyeujui LPJ Gubernur, rapat akan segera selesai. Tetapi, kalau terjadi voting, tentu akan memakan waktu”.
“LPJ itu apa sih?” tanyanya kembali.
“Anda dari mana?” saya balik bertanya.
“Saya reporter dari sebuah media online,” jawabnya sambil menyebut nama medianya.
Pemuda tanggung itu agak bingung menjawabnya. Lalu, ia kembali menanyakan apa itu LPJ. Ketika dijelaskan bahwa LPJ itu singkatan dari Lapiran Pertanggungjawaban Gubernur, ia hanya manggut-manggut. Setelah itu, ia ngeloyor entah ke mana.
Begitu rapat sedang dihentikan sementara untuk Shalat Dzuhur, pemuda tanggung itu datang lagi sambil membawa dua orang temannya.
Ia langsug nimbrung makan siang. Sambil kasak-kusuk dengan teman-teamannya, kemudian ia berkata,“Di sini tempatnya mencari duit. Asal nggak rikuh-rikuh meminta,” ujar dia.
“Caranya bagaimana?” tanya salah seorang temannya.
“Itu sih perkara mudah,” jawabnya dengan stile yakin.
Usai makan siang, pemuda itu kembali mendekat dan bertanya bagaimana cara paling mudah mendapatkann duit. Padahal, sebelumnya ia mengatakan kepada kedua temannya bahwa di gedung DPRD itu tempat paling mudah mencari duit.
Lalu dia bertanya, siapa-siapa anggota dewan yang paling gampang dimintai duit. Tentu saja, pertanyaan itu menimbulkan berbagai tanda tanya. Ketika dikatakan bahwa mencari duit tidak semudah yang ia bayangkan dengan menodong anggota dewan.
Tetapi melalui karya yang terbaik dalam media yang ditanganinya, tiba-tiba pemuda itu bertaya. “Anda kenal dengan Humas DPRD,” kata pemuda itu usai nimbrung wawancara salah seorang anggota dewan bersama puluahan wartawan lainnya.
“Kenapa?” tanya saya.
”Saya nggak kenal, karena saya orang baru di sini,” jawab saya..
”Akh, jangan begitu, Saya yang orang baru. Kalau Ada orang lama di sini, kenapa sih pelit-pelit memberi informasi,” kata dia.
Ia lalu menceritakan, sebenarnya ingin bertanya tentang hasil rapat itu. Namun, ketika dijelaskan hasilnya sudah diumumkan setelah dilakukan voting tertutup.
Ia pun kembali bertanya. “Konkretnya?” tanya dia.
“Konkretnya, sebagian besar anggota dewan menerima LPJ itu”.
“Itunya juga konkret ?” tanya dia lagi.
“Maksud Anda?” tanya saya.
“Biasalah, esek-eseknya. Di zaman sekarang ini, kita mencari yang konkretnya saja. Kenapa harus susah-susah,” kata pemuda itu bersama teman-temannya ngeloyor menuju ruang sekretaris dewan. (DDJP/stw)