Pemprov Jakarta diharapkan segera menyiapkan solusi jangka panjang untuk menuntaskan permasalahan air bersih di Kepulauan Seribu.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Agustina Hermanto mendorong persiapan tersebut lantaran masih banyak ditemukan warga pulau yang kesulitan mendapat air bersih.
Bahkan pada Oktober 2023, terjadi krisis air bersih di Pulau Kelapa, Pulau Harapan, dan Pulau Panggang, selama dua pekan.
“Ada di Pulau Kelapa, Harapan dan Panggang karena sempat satu sampai dua minggu tidak ada air,” ujar Wanita yang akrab dengan sapaan Tina Toon itu dia di Kantor Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Agustina Hermanto (Tina Toon). (dok.DDJP)
Karena itu, Tina Toon mengimbau Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu segera membuat terobosan untuk memastikan warga mendapat air bersih. Sehingga tidak bergantung pada bantuan yang bersifat sementara.
Apalagi, warga kesulitan mendapatkan air bersih rentan dengan risiko penyebaran penyakit diare, kolera, disentri, dan polio.
Termasuk rentan dengan stunting atau gizi buruk pada anak. “Kita harus cari solusi jangka panjang, bukan hanya bantuan yang sementara,” tegas Tina Toon.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Kepulauan Seribu Junaedi menyatakan, pihaknya terus berupaya berbenah mengatasi persoalan itu.
Hinga kjni, Kepulauan Seribu telah memiliki sembilan teknologi membran balik osmosis air laut (Sea Water Reverse Osmosis/SWRO) untuk menyediakan air bersih bagi warga pulau.
Ke sembilan SWRO itu mampu memproduksi 1.867 liter perhari, dengan alokasi air bersih untuk warga masing-masing 64 liter per hari.
Artinya, telah melampaui rata-rata hak manusia atas air berdasarkan UNESCO yakni 60 liter perorang setiap hari.
Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu masih menanti Perusahaan Umum Daerah Air Minum Jaya (PAM Jaya) untuk melakukan perawatan dan memperbaiki SWRO yang rusak.
Hal itu menjadi penting guna meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi air bersih. “Kita sudah bersurat ke PDAM, percepatan untuk perbaikan SWRO,” tandas Junaedi.
Diketahui, IPA SWRO bermanfaat membuka akses kepada warga Kepulauan Seribu untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi prinsip Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas dan Keterjangkauan (4K).
Tahun 2022, telah tersedia 11 IPA BWRO dan 8 IPA SWRO di Kepulauan Seribu. Namun satu IPA SWRO sedang dalam proses penyelesaian di Pulau Sabira. (DDJP/yla/gie)