Kota metropolitan Jakarta sekarang dan pernah menjadi wilayah kekuasaan tiga kerajaan besar di Jawa Barat. Yakni, Kerajaan Hindu Tarumanegara, Kerajaan Pajajaran serta Kesultanan Banten, lalu berubah menjadi Sunda Kalapa, Jayakarta.
Setelah akhirnya jatuh ke tangan penjajahan Belanda, berubah menjadi Batavia, lalu menjadi Jakarta, ternyata banyak menyimpan misteri yang hingga kini baru sebagian yang terungkap. Wajar jika sebagian masyarakat menyebut Jakarta sebagai Kota Misteri.
“Betapa tidak? Coba datang ke Museum Prasasti di Jl Tanah Abang I Jakarta Pusat, di balik prasasti-prasasti itu ternyata banyak misteri yang belum terungkap. Hal serupa juga terjadi di kawasan Kota Tua. Pada awal 2010, tim arkeologi dari Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Serang, menemukan bungker di balik ruangan petugas informasi Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara,” ujar Anggota DPRD DKI Jakarta Khotibi Achyar, Senin ( 27/5/2024).
Anggota DPRD DKI Jakarta Khotibi Achyar. (dok.DDJP)
Sehingga, sambung pria yang akrab disapa Haji Beceng itu, pemerintah menetapkan stasiun tua yang dibangun pada era pemerintahan Gubernur JendraL AFW Idenburg pada 1914 oleh arsitek Belanda CW Koch itu sebagai obyek wisata arkeologi, sejarah, dan kebudayaan.
Sejarahnya, ungkap dia, penggalian arkeologi untuk mengungkap isi bungker itu pertama kali dilaksanakan pada 2009, dilanjutkan awal tahun 2010.
Ruangan yang digali memiliki luas sekitar 10×6 meter persegi dengan ketinggian sekitar tiga meter. Pada ruangan itu, terdapat dua penyangga langit-langit yang terbuat dari batu dan terdapat dua ruangan yang menjorok ke dalam.
Penggalian yang dilakukan BP3 Serang, dititikberatkan pada ruangan bawah tanah yang berada di bawah toilet Stasiun Tan jung Priok, penggalian satu ruangan bawah tanah dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
“Diperkirakan masih banyak bungker-bungker rahasia di stasiun ini. Hal ini mirip dengan kantor pusat perkeretapian zaman Belanda yang berada di Kota Semarang, Jawa Tengah. Di situ juga ada bungker atau ruangan bawah tanah yang dijadikan sebagai tempat pembuangan air serta menjadi penjara saat Jepang menjajah Indonesia,” tutur dia.
“Keyakinan akan ditemukannya bungker-bungker lain ini dikuatkan dengan adanya saluran udara yang dibangun ke atas dan memanjang. Menurut Juliadi, arkeolog BP3 Serang, diprediksi masih ada ruangan bawah tanah yang belum digali. Antara lain di bawah loket. Untuk jumlah bungkernya, belum dapat diketahui secara pasti,” tambah Haji Beceng. (DDJP/stw)