Budaya Betawi Tak Boleh Tergerus Zaman

October 21, 2024 7:02 pm

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Dina Masyusin meminta Pemprov mempertahankan Budaya Betawi. Hal itu seiring dengan Jakarta menuju kota global.

Ia mengatakan, pelestarian Budaya Betawi sebagai upaya agar nilai-nilai budaya tak tergerus zaman.

“Mengingat Budaya Betawi harus dijaga nilai-nilai dan dilestarikan,” ujar Dina saat dihubungi, Senin (21/10).

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Dina Masyusin. (dok.DDJP)

Ia juga mengusulkan kepada Dinas Kebudayaan DKI untuk menyediakan ruang-ruang berkonsep Betawi yang bisa dinikmati warga secara gratis.

Dengan demikian, ruang tersebut bisa menjadi wadah penyaluran kreativitas. Seperti di Setu Babakan.

“Meminta agar ada fasilitas budaya gratis, agar Budaya Betawi tejaga existensinya,” ungkap Dina.

Selain itu, sambung dia, Dinas Kebudayaan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI untuk melestarikan Budaya Betawi.

Di antaranya, menggencarkan pagelaran bazar yang melibatkan pelaku UMKM. Di situlah, menampilkan produk-produk kuliner dan Budaya Betawi.

Sehingga berbagai jenis kuliner ala Betawi bisa diperkenalkan kepada masyarakat luas. Seperti kerak telor, bir pletok, asinan Betawi, dodol Betawi, dan gado-gado.

Kegiatan bazar juga akan memberikan ruang penampilan Kesenian Betawi. Seperti tarian, musik, dan teater khas Betawi seperti palang pintu, pencak silat, bodoran, gambang kromong, dan tarian tradisional lainnya.

“Memperkuat UMKM local, yaitu Budaya Betawi agar memperkuat ekonomi lokal di Jakarta,” kata Dina.

Selain itu, menurut Dina, Dinas Kebudayaan dengan menggandeng Dinas Pendidikan untuk menambah kegiatan ekstrakulikuler Budaya Betawi di sekolah.

Ekstrakulikuler bisa meliputi kesenian, olahraga, dan keterampilan lainnya. Seperti pencak silat, tari cokek, dan tari lenggang none.

Dengan cara itu, para siswa sekolah bisa mengenal dan merawat kekayaan budaya asli Jakarta. Termasuk membuka kesempatan siswa terlibat lang­sung dalam pengembangan kreativitas.

Ke depan, anak-anak penerus bangsa memiliki identitas lokal dan pembentukan karakter.

“Supaya generasi penerus tahu bahwa ada Budaya Betawi di Jakarta khususnya dengan cara menambahkan ekstrakulikuler Budaya Betawi,” pungkas Dina. (yla/gie/df)