Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian mendorong pemerintah provinsi (Pemprov) melalui Dinas Kebudayaan agar terus mengenalkan Budaya Betawi kepada generasi penerus.
Dengan cara tersebut, membentuk masyarakat dari asimilasi budaya luar. Seperti, Cina Eropa, Portugis, dan Arab yang melahirkan identitas yang khas dan kuat.
Menurut Justin, Budaya Betawi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat asli Jakarta.
Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian. (dok.DDJP)
Karena itu, budaya tersebut menjadi identitas Kota Jakarta yang harus dilestarikan serta dipertahankan oleh masyarakat.
Keragaman Budaya Betawi, kata Justin, akan memperkaya khasanah meski DKI Jakarta akan beralih statuis sebagai sebagai kota bisnis berskala global.
Ia menegaskan, melestarikan dan mengembang Budaya Betawi merupakan bagian dari implementasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.
“Budaya Betawi bisa terus dilestarikan agar warga Jakarta punya karakter yang kuat dalam menghadapi perubahan zaman dan arus globalisasi yang kencang,” tandas Justin, beberapa waktu lalu.
Justin berharap, masyarakat tetap mencintai dan merawat Budaya Betawi sebaik mungkin di tengah arus modernisasi yang terpengaruh budaya luar.
Dengan begitu, Budaya Betawi melekat pada karakter masyarakat. “Salah satu karakteristik yang terkenal dari Budaya Betawi adalah sikap mereka yang egaliter dan sopan,” tambah Justin.
Lebih lanjut, sambung Justin, karakter egaliter dan sopan penting dikembangkan agar masyarakat tidak individualis dan bebas tanpa aturan.
Tujuannya, terciptanya empati dan keharmonisan dalam kehidupan hirup pikuk di Jakarta. “Sehingga, Jakarta akan tetap menjadi kota yang adem-ayem, damai, dan tenteram,” terang Justin.
Ia juga mendorong Dinas Kebudayaan memberikan wadah kepada pelaku usaha dan seniman untuk terus memperjuangkan Budaya Betawi. Sehingga pelestariannya berpotensi mendatangkan keuntungan ekonomi.
Apabila warga Jakarta lebih mengenal dan mencintai Budaya Betawi, tambah Justin, maka para pelaku usaha dan seniman bisa membuat teater-teater hingga konser-konser.
“Bahkan film-film yang digemari serta laku di pasar,” tutur Justin.
Potensi ekonomi tersebut, sambung Justin, harus dilihat oleh Pemprov DKI Jakarta dan disosialisasikan secara gencar.
“Agar masyarakat terdorong untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi secara serius,” pungkas Justin. (apn/df)