Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diimbau berkoordinasi secara maksimal dengan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Sehingga penanganan bencana alam dan situasi darurat bisa lebih cepat.
Pembaharuan sistem command center milik BPBD juga harus dilakukan segera. Hal tersebut perlu dilakukan untuk membantu menghadapi peristiwa bencana dan aduan masyarakat dengan cepat dan tanggap.
“Ada beberapa yang masih belum memadai. Kalau dilihat kondisi terkini kurang bisa memenuhi syarat. Jadi memenuhi syarat standar sudah, tapi kecepatan masih ketinggalan dengan yang lain,” ujar Mujiyono di kantor BPBD DKI, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (28/5).
Koordinasi dengan SKPD lain juga diperlukan untuk merinci apa saja kebutuhan demi meningkatkan kualitas penanganan bencana, termasuk memperkuat koneksi informasi melalui command center dengan seluruh dinas.
“Pastinya harus di upgrade dan kita minta BPBD melaporkan kepada kami apa saja yang harus kita lakukan,” ungkap Mujiyono.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengakui perlu koordinasi dengan sejumlah instansi. Seperti Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik), Jakarta Smart City (JSC), hingga Dinas Sumber Daya Air (SDA).
Dengan demikian memudahkan pengumpulan data serta integrasi dashboard National Command Center yang ada pada masing-masing instansi.
“Nah kalau kita punya sistem terintegrasi dengan seluruh dinas, bisa mempercepat pelayanan kepada publik. Saya rasa kita sudah saatnya mengupgrade command center, call center, dan pola penanganan operasional di lapangan,” kata Isnawa.
Ia berharap, peningkatan sistem teknologi command center dengan terintegrasi bersama dinas terkait dapat menjadikan Jakarta kota yang tangguh bencana.
“Kita usulkan di tahun 2025, tapi tentunya kita akan minta pendampingan dari inspektorat, Dinas Kominfo dan Dinas lainnya. Kami ingin bikin support system untuk mitigasi bencana,” tandas Isnawa.
Dari informasi yang dihimpun, Command Center BPBD berfungsi sebagai pusat pengendalian dan koordinasi selama situasi darurat. Lalu, berfungsi mengumpulkan, memantau, dan menganalisis informasi terkait kondisi cuaca, kejadian bencana, dan pergerakan personel serta logistik.
Selain itu, berfungsi untuk koordinasi dan pengendalian operasional. Seperti mengoordinasikan penyebaran personel dan sumber daya, mengatur komunikasi antar unit, serta memantau perkembangan situasi secara terkini (real time). (DDJP/yla/gie)